Keunikan Adat Budaya di NTT
Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah lama menjadi salah satu destinasi wisata bagi para wisatawan. NTT tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal, wisatawan asing pun banyak yang datang menikmati keeksotisannya. Terlebih adat budaya di NTT begitu khas dan beragam.
Selain Pulau Komodonya, NTT juga memiliki banyak festival unik dan menarik. Jika Anda datang di waktu yang tepat, Anda bisa secara langsung menyaksikan kemeriahan festival di sana.
Sama seperti provinsi lain, NTT memiliki kekayaan adat budaya yang tak kalah menarik. Untuk lebih jelasnya, berikut kami paparkan ulasannya:
Pakaian Adat NTT
Untuk kaum pria, biasanya pakaian adat yang digunakan berupa baju jas, bersarungkan kain tenun, selempang kain tenun, dan topi yang khas. Dalam pakaian adat NTT, seorang pria pun akan menyelipkan golok di bagian perutnya. Sementara untuk perhiasan, biasanya mengenakan pending dan kalung.
Sedangkan untuk kaum wanita, pakaian adat terdapat hiasan di kepala yang berbentuk bulan sabit. Tidak lupa juga menggunakan kain tenun yang menutupi bagian dada hingga kaki, dan kain tenun yang menyelempang. Sedangkan untuk perhiasan, biasanya menggunakan pending, gelang tangan dan kalung.
Rumah Adat Nusa Tenggara Timur
Terdapat 2 jenis rumah adat yang paling populer sebagai adat budaya di NTT. Keduanya adalah Mbaru Niang dan Sao Ria Tenda Bewa Moni. Keduanya memiliki bentuk yang berbeda.
Mbaru Niang adalah rumah adat yang memiliki 5 tingkat. Rumah adat ini bisa kita temukan di Desa Wae Rebo, da Manggarai NTT. Mbaru Niang memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang mengerucut. Atap Mbaru Niang umumnya dibuat dari daun lontar kering.
Sedangkan rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni, adalah rumah berbentuk tenda. Rumah adat ini dibuat dari atap ilalang dan berbentuk kerucut hingga menyentuh tanah. Rumah adat ini memiliki 3 jenis yang berbeda-beda fungsi. Ketiga jenis tersebut ialah Moni Koanara atau rumah yang digunakan untuk menyimpan tulang-belulang para leluhur mereka, lumbung padi dan rumah tinggal.
Penduduk Asli Nusa Tenggara Timur
Penduduk NTT asli terbagi ke dalam berbagai suku. Mereka mendiami seluruh daerah yang menyebar di seluruh NTT sebagai berikut:
- Sumba
- Kemak
- Rote
- Helong
- Dawan
- Tetun
- Sikka-Krowe Muhang
- Pulau ALor
- Labala
- Kedang
- Ngada
- Sabu
- Rote
- Marae
- Manggarai Riung
Alat Musik Tradisional NTT
Adat budaya di NTT selanjutnya adalah alat musik tradisional. Salah satu alat musik yang paling terkenal di Nusa Tenggara Timur adalah Sasando. Alat musik ini bahkan telah mendunia. Sasando menggambarkan tentang citarasa karya seni tinggi dari masyarakat suku-suku NTT. Biasanya, Sasando sering digunakan oleh suku Sumba, Manggarai, Rite, dan beberapa suku lainnya.
Selain Sasando, NTT pun masih memiliki banyak alat musik tradisional lainnya. Berikut beberapa alat musik yang juga tak kalah populer:
- Foy Doya: Alat musik yang berasal dari kebudayaan masyarakat flores. Foy doya artinya suling ganda. Alat musik ini biasanya dimainkan untuk mengiringi nyanyian dan atau syair petuah
- Heo: Alat musik gesek yang dibuat dari papan dan alat gesek yang terbuat dari ekor kuda. Heo memiliki 4 dawai dengan nada-nada dasar berbeda
- Prere: Alat musik tiup seukuran pensil Alat musik tradisional ini terbuat dari ruas bambu kecil
- Leko Boko: Alat musik ini terbuat dari labu hutan sebagai resonator, usus kuskus sebagai dawainya, dan kayu sebagai tangkainya
- Knobe Oh: Alat musik tiup ini dibuat dengan cara mengerat bagian tengah pada sebuah bambu. Ukurannya sekitar 12 cm
- Knobe Khabates: Alat musik tradisional ini hampir mirip dengan knobe oh. Cara memainkannya pun terbilang sama
- Foy Pai: Alat musik tiup ini terbuat dari bambu yang menyerupai angka 4. Foy pai memiliki nada dasar Do, Re, Mi, Fa, dan Sol.
Senjata Tradisional NTT
Senjata menjadi salah satu adat budaya di NTT. Senjata yang biasa digunakan adalah semacam keris atau Sundu. Penduduk setempat menganggap senjata tersebut sebagai jenis senjata tikam yang keramat. Sedangkan senjata lainnya yang tak kalah populer adalah Kampak, Parang, Senapan Tumbuk, dan saweo.
Tarian Khas NTT
Adat budaya di NTT berikutnya adalah tarian tradisional. Banyak jenis tarian yang ada di NTT. Jenisnya pun beragam. Berikut jenis-jenis tarian tersebut:
- Tari Gareng lameng: Tarian ini dipertunjukan pada saat upacara khitanan.
- Tari Lendo Nusa Malole: Tarian ini diartikan sebagai tarian dari negeri yang indah. Tarian digarap dengan iringan musik sasando. Tari Lendo Nusa Malole biasanya dilakukan pada saat menyambut tamu.
- Tari Perang: Tarian yang menunjukkan sifat kepandaian dan keperkasaan pada saat memainkan senjata. Senjata yang digunakan pada tarian adalah cambuk dan perisai.
Bahasa Daerah Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur adalah daerah yang kaya akan bahasa. Bahasa yang dimilikinya cukup banyak. Berikut berbagai jenis bahasa di NTT:
- Bahasa Tewo Kedebang
- Bahasa Kupang
- Bahasa Melayu
- Bahasa Kambera
Festival-Festival di NTT yang Sayang untuk Dilewatkan
Seperti yang telah kami singgung pada pembukaan di atas, ada banyak festival yang biasanya berlangsung di NTT. Penasaran apa saja festival tersebut, simak berikut ulasannya:
- Festival Komodo NTT
Festival komodo digelar hampir setiap tahun. Festival ini biasanya diselenggarakan di Labuan Bajo. Festival Komodo mampu menarik banyak perhatian. Salah satu alasannya karena keunikannya. Daya tarik festival ini adalah parade komodo, perahu dayung, lomba fotografi, voli pantai, dan kegiatan lainnya.
- Festival 1000 Kuda di Nusa Tenggara Timur
Festival kuda di NTT sangat populer di kalangan wisatawan mancanegara. Di acara tersebut, Anda bisa menyaksikan para lelaki yang menggunakan pakaian tradisional khas lalu menunggangi sebanyak 1001 kuda. Tujuan penyelenggaraan ini yaitu untuk memperkenalkan kebudayaan Sumba.
- Festival Tenun Ikat di Nusa Tenggara Timur
Hasil kerajinan tenun dari Nusa Tenggara Timur sudah sangat populer. Kain tenunnya dibuat secara tradisional. Kain tenun di sini tidak perlu diragukan kembali kualitasnya. Di festival ini, Anda akan menemukan banyak penenun. Bahkan, jumlah penenun yang biasanya hadir di festival berjumlah hampir 1000 penenun.
- Festival Kelimutu NTT
Festival Kelimutu pertama kali digelar pada tahun 2014. Pada festival ini, diselenggarakan upacara adat potong kerbau untuk sekitar 1000 orang. Selain pameran kuliner, Anda pun bisa menyaksikan upacara adat yang dilangsungkan di Danau Tiga Warna.
Di akhir acara, pengunjung dapat melihat sebuah upacara adat patikah. Upacara tersebut adalah pemberian sesajen yang dilakukan kepada para leluhur yang ada di Danau Kalimutu.
Itulah berbagai adat budaya di NTT yang wajib Anda ketahui. Ada banyak hal yang unik di NTT. Jadi, jika Anda sedang merencanakan untuk berlibur ke sana, dijamin liburan Anda bersama keluarga, atau kerabat tidak akan mengecewakan. Semoga informasi di atas dapat memberi Anda pengetahuan mengenai Nusa Tenggara Timur.