Panduan Cara Mengajari Anak Toilet Training

Cara Mengajari Anak Toilet Training

Ingin membuat si kecil tumbuh lebih mandiri? Awali mengajarinya pergi ke toilet sendiri jika ingin buang air. Tidak ada batasan usia si kecil sudah mulai bisa diajari toilet training. Paling penting adalah orang tua harus paham bagaimana cara mengajari anak toilet training tanpa harus memaksanya.

Sebagian orang tua sudah mulai mengajarkan toilet training sejak umur 18 bulan. Ada juga yang baru mulai memperkenalkannya ketika usia 2,5 atau 3 tahun. Jadi tidak ada ketentuan tertentu sebenarnya kapan waktu yang tepat melatih anak toilet training. Pastikan saja si anak sudah mampu melakukan beberapa hal.

Seperti bisa melepas celananya sendiri, duduk dengan tegak, dan sudah bisa diberikan perintah sederhana. Saat hal tersebut lancar dilakukan si kecil, orang tua perlu menerapkan beberapa cara mengajari anak toilet training berikut ini :

1. Mempersiapkan Peralatan Yang Tepat

Langkah awal adalah orang tua perlu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Untuk toilet training, dibutuhkan potty chair atau semacam adapter seat yang bisa dipakai di toilet biasa di rumah. Suruh anak untuk memilih sendiri warna atau gambar karakternya supaya mereka merasa antusias untuk mencoba.

Ketika akan membeli, orang tua juga perlu memikirkan kenyamanan dan keamanan produk tersebut bagi si anak. Jangan lupa juga sertakan untuk beli sekalian dudukan bangku kecil. Ini bisa dipakai mereka untuk naik turun toilet. Kalau sudah sampai rumah, bantu si anak untuk memahami bagaimana cara memakainya.

2. Awali Dengan Memakaikan Pada Anak Training Pants

Jangan langsung memaksanya untuk menggunakan toilet ketika ingin buang air. Ada baiknya pikirkan untuk memulainya dengan penggunaan training pants. Barang ini berupa semacam popok tapi bisa dicuci ulang. Anak akan tetap merasa basah jika pipis di celana ini tapi tidak sampai berceceran.

Beberapa orang tua sudah pernah membuktikan manfaat penggunaan training pants ini. Salah satunya si anak lebih mudah merasakan jika ingin buang air. Jadi si anak akan cenderung bilang pada orang tuanya, tidak langsung melakukannya di celana.

3. Perlihatkan Pada Anak Bagaimana Cara Yang Tepat

Anak akan menirukan semua yang dilihatnya. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengajarinya tentang toilet training. Misalnya saat orang tua ingin buang air, upayakan untuk memberikan informasi pada si anak. Katakan pada mereka “kak, mama mau pipis dulu ya”, setelah itu masuk ke toilet, turunkan celana seperti biasa.

Jika sudah perlihatkan cara pakai tisu toilet, naikkan celana, siram sisa kotoran, dan cuci tangan. Biarkan anak melihat semua prosesnya. Lama kelamaan mereka akan mencobanya dan terbiasa melakukan sendiri.

4. Ajak Anak Untuk Melihat Video Tutorial Toilet Training Biar Makin Paham

Jika memang masih belum berani menggunakan toilet sendiri jangan paksa anak untuk melakukannya. Mereka bisa trauma dan malah akan sulit untuk mengajarinya kembali. Daripada begitu, ada baiknya ajarkan saja dengan media lain yang lebih menarik mereka.

Misalnya perlihatkan video tutorial di internet tentang toilet training. Ajak si anak menonton, kadang mereka akan penasaran dan ingin mencobanya sendiri.

Baca juga : Cara Mengajari Anak Bahasa Inggris Di Rumah

5. Jadikan Sebagai Rutinitas

Terakhir, ada baiknya orang tua perlu membiasakan anak untuk duduk di potty chairnya sendiri. Misalnya rutin setelah makan atau sebelum mandi, jadi mereka akan terbiasa. Jika sudah mulai tidak takut, cobalah dengan mendudukannya di sana tanpa menggunakan celana. Tapi ingat, jika anak merasa masih takut jangan sekali-kali dipaksakan.

Lebih baik beri jeda waktu mungkin seminggu si anak tidak melihat potty chairnya. Lalu setelah seminggu mulai kenalkan lagi pelan-pelan. Ketika anak sudah mulai bisa buang air di potty chair, tetap dampingi mereka. Berikan motivasi dan reward jika berhasil melakukannya dengan benar.

Itu tadi informasi singkat tentang bagaimana cara mengajari anak toilet training. Para orang tua bisa mulai mencobanya jika diperlukan. Mengajari toilet training sejak dini pada anak akan membantunya berkembang lebih mandiri nantinya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top