Seperti yang kita ketahui, Indonesia kaya akan budaya gambar tarian daerah yang beragam. Hampir semua bangsa yang ada di tanah air mempunyai tarian daerahnya masing-masing, yang unik, indah, dan memiliki nilai sejarah yang tidak ternilai. Kekayaan budaya tersebut tentunya merupakan tanggung jawab semua warga Indonesia untuk mempertahankan dan melestarikannya.
Jangan sampai, warisan budaya yang sudah dijaga sesusah payah mungkin, hilang karena tergerus oleh zaman dan waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, Jeng Susan akan mengajak semuanya untuk mengenal kembali nama-nama tarian tradisional Indonesia yang memiliki latar belakang filosofi.
Selain itu, akan dilampirkan juga gambar tarian tersebut agar Anda bisa lebih mengetahui karakteristiknya. Jadi, jangan lewatkan satupun poin yang ada di artikel ini, ya!
Macam-Macam Gambar Tarian Daerah
Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki banyak pulau. Bahkan sampai hari ini, terdapat 38 provinsi yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Salah satu ciri khas yang paling terlihat adalah adanya budaya tari tradisional dari masing-masing daerah. Untuk mengetahui apa saja tarian yang menjadi warisan budaya Indonesia, simak penjelasan lengkap berikut ini.
1. Tari Cokek – Betawi, DKI Jakarta
Yang pertama, mari kita mulai dari Ibukota Jakarta yang memiliki tarian tradisional, yakni Tari Cokek. Ini merupakan tarian akulturasi antara budaya Betawi, Banten, dan Cina. Orang-orang dari suku Betawi yang tinggal di daerah Jakarta sejak dulu, memang diketahui sangat mudah untuk memiliki interaksi dengan suku atau bangsa lainnya.
Dari situlah, kesenian Betawi pun mulai berkembang dan bercampur padu dengan kesenian lainnya seiring berjalannya waktu. Nah, nama dari Tari Cokek ini sebenarnya berasal dari Bahasa Hokkian “chiou-khek“, yang artinya menyanyikan lagu.
Gambar tarian daerah Tari Cokek ini umumnya dimainkan di saat ada pertunjukan atau pesta hiburan tradisional. Para penari Cokek akan menunjukkan kemampuannya sambil menyanyi sebuah lagu dan diiringi oleh alunan musik yang dinamakan Gambang Kromong. Setiap gerakan tarian ini terlihat seperti beradu bokong atau lebih menggoyangkan bagian pinggul.
2. Tari Ranup Lampuan – Aceh
Gambar tarian daerah dari Aceh ini bernama Tari Ranup Lampuan. Dalam bahasa Aceh, arti dari nama tarian tersebut adalah “sirih dalam puan”. Puan diketahui sebagai tempat sirih yang khas. Nah, setiap koreografi dari tarian tradisional ini seperti menceritakan, bagaimana para masyarakat Aceh menyambut tamu dengan menyuguhkan sirih yang menjadi tanda terima kasih mereka.
Gerakan tari tradisional tersebut berupa gerakan salam sembah layaknya sedang memetik sirih lalu membuang tangkainya, membersihkan sirih, memberikan kapur, kemudian memberi gambir dan pinang, sampai nantinya menyuguhkan sirih kepada orang yang datang. Umumnya, Tari Ranup Lampuan ini dimeriahkan pada acara penyambutan tamu terhormat yang dibawakan oleh para penari wanita.
3. Tari Yospan – Papua
Gambar tarian daerah yang berikutnya berasal dari Papua, dan menjadi salah satu tarian yang paling terkenal di Indonesia. Di tahun 1980-an dulu, warisan budaya ini mulai dikenal secara umum di tanah Papua yang luas. Untuk Anda ketahui, Tari Yospan mempunyai kepanjangan “Yosim Pancar”
Berdasarkan histori sejarah yang kami temukan, Tari Yosim berasal dari 2 daerah, yakni Sarmi dan juga Biak. Tari Yosim yang berasal dari Sarmi adalah jenis tari yang memiliki sifat sukacita, dan biasa dimeriahkan oleh masyarakat di berbagai kegiatan yang bahagia.
Sedangkan gambar tarian daerah Tari Pancar yang berasal dari Biak, tercipta karena adanya akulturasi budaya antara asli Biak dan dari budaya luar Biak. Tarian Pancar ini dimeriahkan dengan iringan alat musik tradisional Tifa. Tari Yospan adalah tarian pergaulan yang menjadi bentuk persahabatan para masyarakat di Papua. Penarinya bisa pria dan wanita.
Untuk para penari pria akan menggunakan celana pendek, dengan dada terbuka, dan kepala yang dihiasi oleh bulu-bulu burung. Sementara itu untuk penari wanita akan menggunakan sarung tenun yang menutup bagian dada. Serta bagian kepalanya dihiasi oleh bunga dan bulu-bulu burung.
4. Tari Sajojo – Papua
Masih dari Papua, gambar tarian daerah ini adalah Tari Sajojo. Ini merupakan warisan budaya yang cukup sering dipentaskan di berbagai acara, baik itu acara adat, budaya, ataupun hanya sekedar acara hiburan. Tarian tradisional ini sayangnya tidak diketahui asal-usulnya. Namun menurut beberapa sumber yang kami temukan, Tari Sajojo sudah ada sejak tahun 1990-an.
Nama dari tarian tradisional tersebut diambil dari judul lagu yang mengiringinya, yakni Sajojo. Hmm… Jeng Susan yakin, pasti banyak pembaca di sini yang sudah tidak asing lagi dengan lagu asal Papua tersebut. Namun sebagai informasi tambahan, lagu Sajojo ternyata memiliki cerita tentang sebuah kisah perempuan cantik dari desa.
Nah, kostum yang digunakan pada tarian ini sebenarnya tidak begitu berbeda dengan kostum yang digunakan di tarian daerah Papua lainnya. Kostum yang digunakan umumnya terbuat dari akar atau dedaunan.
5. Tari Selamat Datang – Papua Timur
Gambar tarian daerah Papua Timur ini bernama Tari Selamat Datang. Warisan budaya ini diketahui merupakan bentuk ungkapan dari rasa hormat dan juga ungkapan rasa syukur, serta kebahagiaan yang dirasakan oleh masyarakat Papua dalam menyambut para tamu. Tentu saja, tari tradisional ini dipentaskan secara beramai-ramai.
Tarian tradisional ini bisa dipentaskan oleh penari wanita maupun pria. Para penari nantinya akan membentuk lingkaran dan menari serta bernyanyi dengan cara sahut-sahutan. Kemudian penari nantinya juga akan menjemput para tamu dengan memakaikan sebuah penutup kepala dan juga kalung sebagai pentung penghormatan.
Sedangkan untuk penari pria, mereka baru akan bergabung menari saat tarian sudah setengah perjalanan. Para penari tersebut akan ikut berputar dengan sesekali mengangkat tombak, panah, serta senjata kebanggaan mereka.
6. Tari Awaijale Rilejale – Papua
Gambar tarian daerah ini berasal dari daerah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Tari Awaijale Rilejale dipentaskan oleh sekelompok wanita dan pria. Saat mementaskannya, para penari akan menggunakan pakaian adat Papua yang bernama Pea Malo.
Pakaian ini diketahui terbuat dari serat pohon Genemo, kulit kayu, serta daun sagu. Selain itu, dilengkapi juga dengan aksesoris tambahan Hamboni atau kalung manik-manik yang akan menambah kesan etnik dan unik pada tarian.
Tarian ini menceritakan tentang keindahan alam danau Sentani pada waktu Senja. Di saat itulah, orang-orang baru pulang dari bekerja dengan menaiki perahu. Wah… Makna dari tarian ini membuat kita semua semakin bangga dengan warisan budaya Indonesia, ya!
7. Tari Saureka Reka – Maluku
Sekarang, mari kita pindah ke gambar tarian daerah Maluku. Tarian Saureka Reka dipentaskan oleh sekumpulan muda-mudi yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan. wal mulanya, tari tradisional ini hanya dipentaskan saat musim panen sagu, yang menjadi ungkapan rasa syukur masyarakat. Akan tetapi, saat ini, Saureka Reka telah banyak dihadirkan di berbagai pertunjukkan-pertunjukkan.
Nah, ada properti yang menarik pada tarian budaya ini, yaitu seperti Gaba-gaba, Tifa, dan Totobuang. Gaba-gaba hanya dimainkan oleh para penari laki-laki saja. Sedangkan penari perempuan akan menari dengan cara menghindari Gaba-gaba tersebut.
Sementara untuk Tifa dan Totobuang, akan digunakan sebagai musik yang mengiring tarian.
8. Tari Tide Tide – Maluku Utara
Gambar tarian daerah yang kedelapan ini adalah Tari Tide Tide yang berasal dari Halmahera Utara, Maluku Utara. Ini menjadi warisan budaya yang umumnya dipentaskan secara berpasangan oleh penari pria dan wanita di acara-acara tertentu, misalnya seperti pesta adat, pernikahan, penyambutan, dan acara hiburan.
Nah, makna dari Tari Tide Tide sebenarnya menjadi gambaran dari kehidupan pergaulan antara pria dan wanita di daerah Halmahera pada waktu itu. Di dalam pementasannya, para penari akan menari dengan iringan alunan musik dari Tifa, Gong, dan biola.
9. Tari Lego-Lego – Nusa Tenggara Timur
Gambar tarian daerah yang berikutnya adalah Tari Lego-Lego dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Warisan budaya ini sebenarnya ditujukan untuk mengajak para masyarakat untuk bersatu membangun kampung dan negeri. Tarian ini paling sering ditampilkan saat upacara adat.
Umumnya, tarian tradisional ini dipentaskan oleh para anak-anak muda. Baik perempuan dan laki-laki setempat yang ikut dalam mementaskan tarian ini akan mengenakan kain tradisional. Sementara untuk yang bernyanyi dan berpantun biasanya menjadi tugas para orang-orang yang lebih tua.
10. Tari Caci – Nusa Tenggara Timur
Gambar tarian daerah yang kesepuluh ini adalah Tari Caci atau dikenal juga sebagai tari perang antara sepasang penari laki-laki. Mereka akan bertarung dengan mengenakan cambuk dan perisai. Penari yang bersentajakan cambuk atau pecut akan menjadi penyerang. Sementara untuk ya bersenjataan perisai atau tameng akan menjadi pihak yang bertahan.
Tari ini biasanya dipentaskan sebagai rasa syukur di musim panen, ritual tahun baru, upacara pembukaan lahan, dan juga menyambut tamu penting. Meskipun sedikit seram, namun keunikan di dalamnya tetap bisa dinikmati oleh banyak orang.
11. Tari Gandrung Lombok – Nusa Tenggara Barat
Gambar tarian daerah adalah Tari Gandrung, yang merupakan kesenian tari tradisional dari Lombok. Tarian ini dipentaskan oleh penari wanita yang diiringi dengan alat musik Gamelan. Biasanya, tarian ini juga dipentaskan dengan nyanyian dan puisi. Wah… Benar-benar menjadi salah satu seni yang bernilai tinggi!
Nama tari tradisional yang berasal dari Lombok ini serupa dengan tarian yang ada di Jawa dan Bali. Namun perbedaan yang sangat menonjol bisa Anda temukan dari gerakan, kostum, serta penyajian pementasannya.
Pada awalnya, tarian ini dilakukan untuk menghibur para prajurit yang baru saja pulang dari medan perang. Dengan alunan musik dari Gamelan yang ada, para penari wanita akan menari sambil mengajak satu persatu prajurit yang ada untuk menari secara berpasangan.
12. Tari Paduppa Bosara – Sulawesi Selatan
Gambar tarian daerah berikut ini adalah Tari Paduppa Bosara yang menjadi tarian penyambutan masyarakat suku Bugis, Makassar. Kesenian ini menggunakan properti yang dinamakan Bosara. Properti tersebut biasa digunakan untuk menghidangkan makanan saat ada tamu yang datang.
Di zaman dahulu, kesenian tradisional memang sering dipentaskan untuk menjamu raja, menyambut tamu besar, pesta perkawinan, serta pesta adat. Sebagai informasi, Bosara merupakan tempat sajian kue tradisional atau lauk yang umumnya diletakkan di meja, dalam acara tertentu, khususnya acara kebudayaan dan tradisional. Selain tarian, kenali juga pakaian adat Sulawesi Selatan.
13. Tari Kipas Pakarena – Sulawesi Selatan
Gambar tarian daerah yang bisa Anda lihat selanjutnya adalah Tari Kipas Pakarena, yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Setiap koreografi dari tarian tradisional ini mencerminkan karakter dari masyarakat perempuan Gowa yang sopan, patuh, dan hormat kepada laki-laki, khususnya kepada suami.
Nah, Jeng Susan menemukan aturan yang unik pada tarian ini, yaitu di mana para penari tidak diperbolehkan membuka matanya terlalu lebar. Sementara untuk gerakan kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini benar-benar mencerminkan gambaran seorang wanita yang sopan dan anggun. Umumnya, Tari Kipas berlangsung hingga 2 jam. Selain itu, Anda juga bisa ketahui apa saja pakaian adat Sulawesi Tengah.
14. Tari Tempurung – Sulawesi Utara
Tari tradisional asal Sulawesi Selatan ini bernama Tari Tempurung. Dilihat dari contoh gambar tarian daerah di atas, para penari menggunakan atribut tempurung atau batok kelapa, yang biasa digunakan oleh warga sebagai wadah atau mangkuk. Nah, suara dari tempurung yang saling dipukul akan menimbulkan bunyi yang khas dan nyaring.
Kesenian tradisional tersebut memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur, dan juga apresiasi terhadap keluarga petani atas hasil panen buah kelapa atau kopra. Ada juga tarian daerah Sulawesi Tengah yang bisa Anda kenali.
15. Tari Kancet atau Tari Gong – Kutai Kartanegara
Sekarang, mari kita berpindah lagi ke gambar tarian daerah asal Kalimantan Timur. Tari Kancet atau Tari Gong terkenal akan keindahan gerakannya, keunikan kostumnya, serta kelengkapan tari yang digunakan oleh penari.
Menurut sumber terpercaya, penari perempuan yang menggunakan pakaian adat Dayak Kenyah dalam versi asli dari tarian ini, harus menari di atas gong. Maka dari itu, arian ini juga disebut sebagai Tari Gong. Selain mempunyai makna keseimbangan dalam kehidupan, kesenian tersebut menjadi simbol dari karakter wanita dayang yang cantik, pintar, dan indah untuk dipandang.
16. Tari Pendet – Bali
Salah satu gambar tarian daerah tertua di Bali ini terkenal sebagai kesenian penyambutan tamu atau turis yang datang ke sebuah tempat wisata. Akan tetapi, Tari Pendet sebenarnya adalah tarian ritual yang awalnya hanya dilakukan di Pura saja.
Kesenian yang bisa dipentaskan secara beramai-ramai ini adalah bagian dari ritual penyambutan turunnya dewata ke bumi. Umumnya, para penari Pandet mengenakan kemben dan kain berwarna keemasan. Mereka akan memegang bokor yang merupakan tempat menaruh bunga, yang nantinya akan ditaburkan saat menari.
17. Tari Kecak – Bali
Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan gambar tarian daerah ini. Tari Kecak adalah salah satu kesenian daerah di Indonesia yang banyak sekali dikenal oleh turis asing dari mancanegara. Wajar saja, karena memang tarian ini sangat sering dipentaskan. Tidak hanya di Bali, namun juga sampai ke luar negeri.
Asal-usul Tari Kecak sendiri memang diciptakan oleh penari asal Bali, yakni Wayan Limbak, dan pelukis asal Jerman yang bernama Walter Spies. Tarian tradisional ini umumnya dimainkan oleh belasan bahkan sampai puluhan laki-laki, yang diambil dari tarian ritual penolak bala yaitu Tari Sanghyang.
Tari Kecak dipentaskan tanpa iringan alat musik, karena bercerita tentang pasukan kera yang membantu Rama melawan raja jin yang sangat jahat, yaitu Rahwana.
18. Tari Jaran Kepang – Ponorogo
Berikutnya, gambar tarian daerah yang bisa Anda lihat adalah Tari Jaran Kepang asal Ponorogo. Ini merupakan jenis tarian yang tersebar di banyak wilayah Pulau Jawa. Ada sebagian masyarakat yang menyebutnya sebagai Tari Kuda Lumping atau tari Jatilan.
Warisan budaya ini diketahui menggunakan anyaman bambu dan kulit binatang yang memiliki bentuk seperti kuda. Banyak sumber yang mengatakan bahwa tarian ini menceritakan tentang para prajurit Majapahit yang gagah dan berani.
Salah satu yang menjadi keunikan dari kesenian tradisional ini adalah para penarinya yang bisa mengalami kesurupan. Bahkan ada yang sampai melakukan tindakan berbahaya seperti mengupas kelapa menggunakan gigi atau memakan potongan kaca.
19. Tari Reog – Ponorogo
Gambar tarian daerah yang berikutnya pasti sudah tidak asing Anda dengar, yaitu Tari Reog dari Ponorogo, Jawa Timur. Saking seringnya dipentaskan, kesenian tradisional ini bahkan sudah mendunia. Yang mementaskan tarian ini adalah sejumlah penari pria.
Mereka akan mengenakan topeng kepala singa yang bermahkotakan bulu-bulu burung Merak. Untuk Ada ketahui, berat dari topeng besar tersebut mencapai 50 kg! Wow… Salut!
Berdasarkan sumber yang Jeng Susan dapatkan, tarian tradisional ini konon diciptakan oleh Ki Ageng Kutu, yang merupakan seorang abdi raja Majapahit terakhir, Bra Kertabumi. Ki Ageng Kutu sendiri kemudian memberontak kepada rajanya menggunakan tarian ini, sebagai salah satu bentuk sindiran untuk sang raja yang diangggapnya korup dan juga berada di pengaruh negara Cina.
Nah, hal lainnya yang tidak boleh dilewatkan dari Tari Reog ini adalah propertinya. Penari menggunakan properti singa barong, yang menjadi simbol sang raja. Sementara untuk bulu-bulu Merak di atas kepala dianggap sebagai lambang dari pengaruh Cina.
20. Tari Gambyong – Solo
Berasal dari Jawa Tengah, tepatnya kota Solo, ada gambar tarian daerah yang sudah lama dikenal dari zaman raja kuno. Apalagi kalau bukan Tari Gambyong. Di era perkembangannya, tarian ini terus berkembang dengan koreografi yang bermacam-macam.
Bahkan sebenarnya berakar dari Tayub, sebuah tarian tradisional yang umum dipentaskan saat pesta panen. Akan tetapi, pihak keraton membawa tarian ini dan mengembangkannya menjadi kesenian budaya yang luwes dan penuh dengan gerakan indah, yang mampu membius mata.
21. Tari Serimpi – Yogyakarta
Pada awalnya, gambar tarian daerah ini adalah tari yang hanya bisa ditampilkan di keraton saja. Hal tersebut konon dikarenakan Tari Serimpi dimainkan saat ada hal penting di dalam keraton. Misalnya seperti pergantian pejabat tinggi.
Warisan budaya tari ini memiliki banyak jenis, seperti Serimpi Genjung, Serimpi Bondan, Serimpi Babul, Serimpi Dhempel, dan Serimpi Anglir. Umumnya, tarian ini dipentaskan oleh 4 penari yang melambangkan air, api, udara, dan tanah. Pakaian yang digunakan sendiri seperti putri keraton.
22. Tari Bedhaya – Yogyakarta
Bisa Jeng Susan katakan, Yogyakarta menjadi salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan gambar tarian daerah. Salah satu tarian daerah yang populer dari daerah tersebut adalah Tari Bedhaya. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh penari wanita. Dulunya, Bedhaya hanya dipentaskan untuk penikmat seni di kalangan keraton saja.
Tari Bedhaya memiliki cerita tentang sosok spiritual yang dipercaya sebagai penguasa dunia kebatinan di Pantai Utara Jawa, yaitu Nyi Roro Kidul. Tari tradisional ini banyak menampilkan gerakan gemulai dengan tempo lambat. Bedhaya Ketawang dipentaskan dengan iringan perangkat Gamelan yang lengkap.
23. Tari Topeng – Cirebon
Gambar tarian daerah ini berasal dari Cirebon yang Jeng Susan yakin, semua kalangan, baik rakyat biasa maupun kalangan keraton sudah mengenalnya. Bahkan karena saking populernya, Sunan Gunung Jati menjadikan trian ini sebagai media dakwah ketika menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.
Para penari topeng umumnya memakai 5 jenis topeng yang berbeda-beda. Setiap topeng tentunya mempunyai nama dan karakteristiknya masing-masing. Misalnya Topen Panji yang menjadi simbol dari bayi yang masih bersih dari dosa-dosa. Sedangkan untuk Topeng Pamindo adalah ksatria, dan Topeng Patih mencerminkan kedewasaan.
24. Tari Indang – Sumatera Barat
Gambar tarian daerah ini adalah Tari Indang atau yang juga terkenal dengan nama Tari Dindin Badindin, yang merupakan warisan budaya asli dari Sumatera Barat. Lebih tepatnya berasal dari masyarakat Pariaman. Konon, tarian ini merupakan media dari penyebaran agama Islam oleh Syekh Burhanudin di Sumatera Barat.
Yang menjadikannya unik, filosofi dari Tari Indang ini sangat erat kaitannya dengan budaya Minang – Islam. Pasalnya, tarian ini dipentaskan dengan alunan Shalawat Nabi atau Syair yang memiliki nilai ajaran Islam. Umumnya, ditampilkan pada peringatan wafatnya cucu Nabi SAW setiap tanggal 10 Muharram.
Tarian Indang ini ditampilkan oleh penari pria dengan jumlah yang ganjil, seperti 7, 9. 11, atau bahkan 13 penari. Gerakannya serupa dengan Tari Saman dari Aceh yang akan Jeng Susah bahas setelah ini.
25. Tari Saman – Aceh
Mari kita berpindah ke gambar tarian daerah Aceh, yaitu Tari Saman. Ini menjadi salah satu tarian daerah yang sangat populer di Daerah Istimewa Aceh. Akan tetapi, kesenian tradisional ini juga populer di daerah lainnya, bahkan sampai ke mancanegara. Tidak jarang, tarian ini dipentaskan dalam acara kebudayaan di luar negeri.
Bahkan, UNESCO yang merupakan organisasi kelimuan, pendidikan dan kebudayaan, menjadikan Tari Saman sebagai salah satu daftar warisan budaya yang memerlukan perlindungan mendesak dari Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan.
Untuk gerakannya, Tari Saman memang cukup sulit dilakukan karena membutuhkan kecepatan, akurasi, serta kekompakan para penari. Untuk bisa mahir menarikan kesenian ini, penari Saman membutuhkan waktu latihan berminggu-berminggu, atau bahkan berbulan-bulan.
26. Tari Piring – Minangkabau
Dari Barat Pulau Sumatera, lebih tepatnya di Minangkabau, ada gambar tarian daerah yaitu Tari Piring. Kesenian budaya ini memiliki gerakan yang indah dan juga makna yang mendalam. Ini menjadi tarian dari simbolisasi pemberian persembahan kepada sang Pencipta atas keberkahan dan keberhasilan panen.
Akan tetapi, sekarang ini, Tari Piring sudah bisa ditampilkan bebas dalam berbagai acara. Secara umum, Tari Piring dipentaskan oleh 3 sampai 5 penari yang memegang dua sampai tiga piring di dalam satu tangan. Serta adanya gelang lonceng kecil yang diikat pada kaki penari. Tarian yang luwes dan indah ini diiringi oleh alunan alat musik tradisional asal Minangkabau, yakni Bong dan Saluang.
27. Tari Tor-Tor – Tapanuli Utara
Di sekitar Danau Toba, utara Pulau Sumatera, ada suku Batak yang memiliki gambar tarian daerah bernama Tor-Tor. Kesenian ini umumnya dipentaskan oleh masyarakat suku Batak dalam ritual penting yang beragam, seperti pesta kematian, pesta pernikahan, acara syukuran panen, sampai upacara penyembuhan orang yang sakit.
Saat melakukan tarian, para penari akan diiringi alunan dari alat musik Mangondangi, yang terdiri dari 9 Godang (gendang Batak), terompet, dan suling. Koreografi dari tarian Tor-Tor ini tidaklah begitu rumit, bahkan cenderung mudah dipelajari karena gerakannya yang monoton.
Akhir Kata
Sampai juga kita di penghujung artikel tentang gambar tarian daerah. Dengan banyaknya warisan budaya yang kita harus jaga, yuk jangan malu untuk tetap bersemangat mempelajari setiap gerakan dari tarian daerah. Meskipun saat ini sudah ada banyak sekali tarian modern, namun tarian daerah tetap memiliki nilai budaya yang tinggi.