Uniknya Beragam Nama Baju Adat Papua, Tak Bisa Ditemukan di Daerah Lain

Nama Baju Adat Papua

Kawasan yang merupakan belahan Timur Indonesia ini menjadi bagian provinsi yang memiliki tradisi dan budaya yang khas. Selain itu, banyak ciri khas yang begitu menonjol, seperti halnya tergambarkan dari baju tradisionalnya digunakan. Setiap nama baju adat Papua pun sangat unik, senantiasa menunjukkan kekhasan yang dimiliki Papua.

Setiap baju tradisional memiliki nilai filosofis yang menjadikannya beda satu sama lain. Secara umum, Papua dikenal dengan Koteka, yakni salah satu baju adat khas Papua. Selain Koteka, Papua masih memiliki baju adat lainnya yang tidak kalah menarik. 

Sekilas Tentang Baju Adat Papua

Nama Baju Adat Papua
Gambar oleh Joost Kuipers dari Pixabay

Provinsi Papua dihuni oleh berbagai suku di dalamnya, senantiasa menyajikan keunikannya yang khas. Salah satunya baju tradisional Papua yang dikenakan menjadi salah satu bentuk budaya yang dimiliki. Setiap suku, baik suku dani, asmat, ataupun suku lainnya memiliki keunikannya masing-masing.

Secara umum, terdapat baju tradisional untuk laki-laki dan perempuan. Setiap jenis baju tradisional mengacu pada budaya yang dimiliki masing-masing suku. Baju tradisional antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada bagian bawahnya. Bagian lainnya, memiliki keselarasan satu sama lain.  

Apa Saja yang Unik dari Baju Adat Papua?

Tidak kalah dengan provinsi lainnya, Papua juga memiliki keunikannya tersendiri. Keunikannya terlihat dari bahan yang dimanfaatkan sangatlah menyatu dengan alam. Setiap bahannya bersumber dari alam, yakni berupa jerami yang kemudian dikeringkan. Seiring perkembangan zaman, bahan kain digunakan sebagai penutup bagian atas.

Jerami kering dirajut dengan penuh kreatifitas hingga bisa membentuk sebuah rok. Dilengkapi tali yang akan digunakan untuk bagian atas rok. Dalam pembuatan rok terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan dalam dan lapisan luar. Lapisan dalam dibuat lebih panjang dibanding bagian luar, yakni panjangnya hingga lutut.

Selain itu, dihiasi dengan ikat pinggang dengan menggunakan bahan kulit kayu. Adapun kulit kayu yang dipilih yakni yang terukir seperti kotak yang tersusun geometris. Dulunya, baju adat laki-laki hanya menutupi bagian bawah dan atasnya bertelanjang dada, kini sudah berkembang dengan menggunakan rompi untuk menutupi bagian atas.

Pada umumnya, baju adat Papua dibedakan berdasarkan jenis kelamin serta umur para pemakainya. Jika berdasar umur, dilihat apakah pemakainya anak-anak atau dewasa. Nama baju adat Papua untuk usia anak-anak, dinamakan baju adat Papua.

Baca juga: Adat Istiadat Kampung Baduy Banten

Adakah Aksesori Khas untuk Baju Adat Papua?

Motif sederhana sangat mendominasi pakaian tradisional Papua. Meskipun begitu, baju adat yang dikenakan tidak lepas dari aksesori yang dijadikan sebagai hiasan pelengkap. Di antara aksesori yang umumnya digunakan pada baju adat Papua, yakni sebagai berikut:

1. Mahkota Kasuari

Sesuai namanya, komplemen yang satu ini dimanfaatkan untuk hiasan bagian kepala. Mahkota kasuari menjadi ciri khas yang disajikan Papua. Mengapa dinamakan mahkota kasuari? Hal ini dikarenakan mahkota tersebut berbahan dasar bulu dari burung Kasuari. Bahan dasar tersebut dipadukan dengan dengan bahan lainnya, seperti daun sagu kering, serta bulu kelinci.

2. Tas Noken

Aksesori lainnya yaitu tas noken. Berbahan kulit kayu yang dibuat dengan cara dianyam. Tas ini dibuat bukan hanya hiasan semata, melainkan memiliki fungsi tertentu. Berfungsi sebagai tempat menyimpan sesuatu, seperti sayuran, umbi-umbian ataupun hasil panen lainnya. Tas ini merupakan ciri khas dari suku Asmat. Untuk penggunaanya bisa dengan cara diselendangkan.

3. Kalung Gigi Anjing

Komplemen lainnya yang banyak digunakan yaitu kalung gigi anjing. Baik baju maupun aksesori memanfaatkan material yang ada di lingkungan sekitar. Kali ini menggunakan gigi dari Anjing yang sudah mati. Sebaliknya, bukan diambil dari binatang hidup, sebagai tanda bahwa adat-tradisi Papua tetap membatasi untuk tidak melukai makhluk hidup.

4. Taring Bibi

Selanjutnya, hiasan pelengkap di bagian lubang hidung dengan menggunakan taring dari hewan babi. Keberadaan hiasan ini kerap kali diwajibkan, terutama dalam berbagai acara adat yang dilakukan di Papua. Hal ini tentunya menjadi salah satu tanda kekhasan yang telah melekat dalam tradisi Papua.

5. Senjata Papua

Baju tradisional dari Papua dilengkapi dengan senjatanya Papua. Banyak sekali senjata khas yang berasal dari Papua, busur panah ataupun tombak, dan yang lainnya. Senjata tersebut, secara umum digunakan untuk melakukan perburuan hewan. Selain itu, memanfaatkan batu dan rotan yang didesain runcing untuk dijadikan kapak.

Apa Saja Nama Baju Adat Papua?

Mayoritas masyarakat Indonesia hanya mengenal koteka sebagai baju adat Papua. Padahal, masih banyak baju adat lainnya dari Papua. Hal ini mestinya diketahui, guna melestarikan budaya Indonesia yang kaya dan khas. Lalu, apa saja nama baju adat Papua? Berikut penjelasannya:

1. Baju Kurung

Jenis pertama yaitu baju kurung, salah satu pakaian tradisional dari Papua. Dikenakan khusus oleh kaum hawa, terutama di kawasan Manokwari. Tidak hanya itu, daerah Papua Barat pun kerang menggunakannya, terutama pada acara adat. Berbahan dasar beludru dan dipadukan dengan rok rumbai.

 Terdapat beberapa aksesori yang digunaka, seperti mahkota kasuari, gelang, kalung dan sebagainya. Setiap hiasan yang digunakan tidak lepas dari material yang disajikan alam. Seperti halnya membuat gelang yang berbahan dasar biji-bijian dengan tekstur yang keras. Hal inilah yang menjadikannya lebih unik dan khas.  

2. Baju Kain Rumput

Selanjutnya, terdapat baju kain rumput yang merupakan salah satu baju tradisional Papua. Dibuat dengan  bahan dasar daun sagu dengan proses pengeringan yang apik. Prosesnya, mulai dari perendaman hingga menganyam secara manual. Didukung dengan bahan lainnya seperti tali dari pilinan rumput kering.

Baju kain rumput ini sangatlah istimewa serta dibuat secara rumit. Hal ini meningkatkan nilai jual yang tinggi. Tidak heran, toko oleh-oleh membanderolnya dengan harga yang fantastis. Namun, keunikannya mampu menarik minat para pelancong untuk tetap membeli souvenir tersebut.

3. Ewer

Terdapat baju adat Papua dengan nama ewer. Hampir serupa dengan rok rumbai, hanya saja penggunaannya yang berbeda. Ewer didesain khusus untuk digunakan kaum laki-laki. Kini, penggunaannya sudah dipadukan dengan kain untuk bagian atasnya. Memiliki nilai filosofis yang tinggi, yakni masyarakat Papua yang senantiasa hidup berdekatan dengan alam, karena bahan dasarnya berupa jerami yang telah melalui proses pengeringan.

4. Sali

Baju tradisional yang disuguhkan Papua, salah satunya yaitu Sali. Baju ini didesain khusus dan hanya digunakan kaum wanita yang masih single. Dibuat dari kulit pohon, dengan warna coklatnya yang khas.     Baju adat Sali tidak diperkenankan untuk digunakan oleh kaum wanita yang sudah memiliki pasangan/menikah.

5. Holim

Pakaian tradisional Papua lainnya dinamakan holim, istilah lainnya yaitu koteka. Berfungsi  penutup area kemaluan pria. Berbahan dasar kulit labu yang sudah matang. Dibuat dengan cara dipisahkan bagian biji dan dagingnya, lalu dikeringkan. Keunikan dari koteka yakni menunjukan kedudukan seorang laki-laki. Tingginya derajat laki-laki berbanding lurus dengan besarnya ukuran koteka.

6. Rok Rumbai

Selain itu, terdapat pula rok rumbai yang dipadankan dengan baju kurung. Dibuat dengan bahan utama saun sagu yang telah dikeringkan. Memiliki  fungsi utama yaitu menutupi area bagian bawah pada tubuh. Bisa digunakan oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Jika digunakan oleh kaum perempuan diserasikan dengan baju kurung. Sedangkan jika dipakai kaum laki-laki, atasannya tanpa penutup alias telanjang dada.

7. Yokal

Nama baju adat Papua lainnya yaitu yokal. Pakaian tradisional Papua yang hanya dikenakan oleh mereka yang sudah menikah. Memiliki warna yang khas yaitu coklat berpadu dengan warna kemerah-merahan. Banyak digunakan oleh masyarakat Papua di daerah pedalaman.

Mengetahui setiap nama baju adat Papua menjadi salah satu upaya melestarikan budaya di Nusantara. Dengan mengenalnya lebih dalam, meningkatkan pengetahuan serta kesadaran betapa melimpahnya kekayaan budaya Indonesia. Mari senantiasa menjaga dan melestarikannya dengan sebaik mungkin.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top