Mengamati Perkembangan Otak Anak Usia Dini, Apa Ciri-Cirinya?

Perkembangan Otak Anak Usia Dini

Orang tua punya peran penting dalam perkembangan otak anak usia dini. Karena itulah orang tua mesti mampu memahaminya. Golden Age dari si anak itu sendiri yaitu usia 5 tahun. Pada waktu itu, otak anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan sangat cepat.

Apalagi otak ini berfungsi salah satu organ tubuh manusia, tersusun atas sejumlah jaringan pendukung serta miliaran syaraf. Otak itulah yang memegang kendali fungsi pada tubuh. Tugasnya untuk mengkoordinir sebagian tubuh yang membentuk perilaku maupun tindakan. Lalu, bagaimana dengan perkembangan otak anak usia dini, apa cirinya?

Mengamati Perkembangan Otak Anak Usia Dini

Perkembangan Otak Anak Usia Dini
Gambar oleh Pexels dari Pixabay

1. Nutrisi dan Stimulasi

Pada sebuah webinar yang diampu Prof. Anna Alisjahbana, dan dilansir situs Kompas, bahwa penting untuk melihat nutrisi pada anak. Sebab nutrisi ini, menurut Prof. Anna bisa mempengaruhi perkembangan otak anak usia dini. Ada dua faktor sebenarnya, faktor intrinsik dan ekstrinsik, dan nutrisi masuk faktor kedua.

Sejak menjadi janin, anak telah memperoleh nutrisi. Kemudian nutrisi itu masuk ke otak janin dan menentukan besarnya sel otak anak. Selain itu nutrisi yang menghubungkan antar sel-sel otak itu akan membentuk sebuah sistem. Pada akhirnya bisa memunculkan gerakan, fungsi kognitif, dan pertumbuhan pada anak.

Orang tua di sini mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan otak anak tersebut sejak dini. Misalnya dengan melakukan pengalaman sensoris pada anak. Hal itu akan ditangkap oleh indera pada anak. Dengan begitu dapat memperbanyak sinaps pada otak yang akan membentuk tatanan sirkuit otak.

2. Perkembangan Motorik

Ciri otak anak sudah mengalami perkembangan adalah bisa dilihat dari perkembangan motorik pada anak usia dini. Setiap gerakan yang diciptakan oleh anak sudah selaras dengan minat dan kebutuhan anak tersebut. Masa ini bisa ditandai manakala anak menunjukkan aktivitas atau gerak tertentu.

Dalam fase ini anak cenderung lincah dan gesit dalam melakukan gerakan-gerakan motorik. Hal itu karena usia dini merupakan usia emas untuk anak melakukan aktivitas-aktivitas motorik tertentu, seperti menulis, menggambar, melukis, bahkan berenang. Orang tua perlu mengamati fase itu sebagai perkembangan otak si kecil. Sehingga nanti mudah untuk diarahkan sesuai minatnya.

Baca juga: Cara Membentuk Karakter Anak

3. Perkembangan Kognitif

Orang tua dalam hal ini perlu melihat bagaimana kemampuan kognitif anak. Misalnya dengan mengamati bagaimana si kecil menghadapi sebuah persoalan. Terutama untuk menyelesaikan persoalan itu yang merupakan langkah kompleks untuk memahami kinerja dan pola pemikiran si anak. Jadi sebelum memecahkan masalah, anak mencari tahu solusinya dulu.

Orang tua bisa melatih anaknya untuk itu. Perkembangan kognitif ini sangat penting. Khususnya dalam membentuk keberhasilan anak dalam belajar. Ini lantaran sebagian besar aktivitas belajar pasti berhubungan dengan berpikir  dan mengingat.

4. Perkembangan Berbahasa

Bahasa merupakan syarat penting untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Ciri otak anak usia dini mengalami perkembangan ialah dengan mengamati anak berbahasa. Pada usia 1 tahun, otak yang merekam kata sudah mulai berhubungan. Lalu setelah menginjak usia 2 tahun, karena sering mendengar kosa kata si anak pun bertambah.

Pada usia 3 tahun, anak mulai bisa berbahasa layaknya orang dewasa. Ia sudah mulai bisa membedakan antara “kamu”, “saya”, dan “kita”. Lalu ada kurun usia 4-6 tahun, kemampuan berbahasa si anak pun semakin berkembang. Ini seiring dengan antusiasme dan rasa ingin tahu si anak yang tinggi.

5. Perkembangan Sosial

Perilaku sosial ini identik dengan aktivitas hubungan antar individu, baik dengan keluarga, saudara, ataupun teman. Jadi wajar belaka kalau anak usia dini yang otaknya sudah mulai mengalami perkembangan, masuk pada tahap ini. Tentunya orang tua juga mengharapkan bisa berperilaku sosial dengan orang-orang terdekat.

Adanya kesempatan yang diberikan orang tua agar anak berkomunikasi turut membentuk perilaku sosial si anak. Hal ini bisa dimulai dari orang-orang terdekat seperti ayah, ibu, kakak, saudara, dan lain sebagainya. Pada akhirnya apa yang dipelajari anak dari lingkungan sekitarnya ini turut mempengaruhi perilaku si anak.

Pada kesempatan tertentu, orang tua bisa menyaksikan perkembangan otak anak usia dini. Ini sangat penting sekali, terutama untuk mengarahkan anak pada minatnya. Agar kelak pertumbuhan anak bisa berjalan maksimal, baik secara fisik atau psikologi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five − 3 =

Scroll to Top