Melihat wujud karakter wanita dalam kehidupan

Melihat wujud karakter wanita dalam kehidupan

Wanita telah membuat dampak luar biasa di dunia. Ke mana pun Anda pergi, ada wanita. Di mana-mana ada wanita. Kita juga melihat karakter wanita dibangun.

Ketika berbicara tentang memancarkan dan mewujudkan karakter, wanita dari semua lapisan masyarakat, seperti; Rosa Parks (salah satu tokoh Gerakan Hak-Hak Sipil), dan Malala Yousafzai (pendukung pendidikan anak perempuan di Pakistan) telah mendorong, menantang, menginspirasi banyak orang. Untuk belajar dalam menumbuhkan karakter. Yang baik dalam diri mereka sendiri.

Di salah satu lembaga pembangunan karakter, beberapa wanita di sana, diminta untuk memberi contoh, bagaimana menjadi wanita yang berpengaruh pada mereka. Atau memberi tahu apa artinya menjadi wanita yang berkarakter di tempat kerja, keluarga, dan dunia.

Berikut beberapa ungkapan yang diberikan:

Tentang wujud karakter wanita dalam kehidupan

Peran perempuan di tempat kerja terus tumbuh. Dalam kemajuan peradaban sepanjang sejarah semakin lebih besar. Bukan hal yang aneh, soal ide untuk memiliki pemimpin perempuan dibidang industri dan pemerintahan. Merintis dan berkarier didunia bisnis sebagai eksekutif, yang mampu sejajar dengan pria.

Menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Menjadi teladan yang menginspirasi bagi sesamanya untuk bangkit. Karena jumlahnya lebih sedikit, mereka lebih disorot dan mudah dikenali dalam ingatan. Lengkap dengan sepak terjang, statemen dan kecerdasannya. Nama  Mereka melejit dan menjadi bintang.  

Mengembangkan karakter yang baik, merupakan tujuan semua orang. Wanita dengan karakter kuat, seringkali dipercaya untuk mengemban tanggung jawab besar. Dan kekuatan karakter mereka mendukung berbagai pilihan yang mereka buat.

Wanita yang telah berkeluarga dan bekerja, sama-sama ingin membuktikan bahwa mereka berkontribusi pada anak-anak mereka. Selain memiliki lingkungan sosialita.

Wanita yang tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga, berkontribusi mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Wanita karier ataupun ibu rumah tangga sama-sama mengagumkan.

Pengabdian mereka dalam hidup ini memberi warna dan semangat, dalam menampilkan kekuatan karakter mereka. Mereka memperlakukan orang lain dengan belas kasih; mereka telah bertindak dengan integritas; mereka telah melayani orang lain. Dan membantu membangun komunitas yang lebih kuat.

“Wanita bisa tumbuh sebagai panutan. Secara profesional dan pribadi.” Begitu ungkap rata-rata dari mereka.

Salah satu sifat paling penting wanita, adalah kepemimpinan yang melayani.

Martin Luther King Jr. pernah berkata, “Setiap orang dapat menjadi hebat. Karena, semua orang dapat melayani. Anda tidak perlu memiliki gelar sarjana untuk melayani. Anda tidak perlu membuat subjek dan kata kerja. Anda setuju untuk melayani … Anda hanya perlu hati yang tulus mengasihi, kuat namun lembut, berbelas kasih, peduli, memaafkan, jiwa yang penuh cinta dan pengabdian.

Seorang wanita mewujudkan karakteristik pemimpin yang melayani. Wanita yang luar biasa, seorang wanita yang berkarakter, adalah seorang pemimpin yang mampu mengasihi dan mencintai orang-orang di sekitarnya. Serta, melayani tanpa pamrih.

Itu adalah sebagian besar perwuduan sejati karakter wanita.

Karakter wanita sering disebut sebagai ‘soft skill.’  Kebaikan dalam bisnis dapat dilihat sebagai kelemahan. Jadi, wanita juga dipandang lemah dalam menegakkan aturan. Mereka dianggap sering terlalu baik dalam bersikap.

Hal lain yang mengagumkan dari wanita, adalah kecenderungannya yang memotivasi, murah hati, berani, pekerja keras, dapat dipercaya, dan kuat. Tidak semua memang, tapi sebagian besar wanita, mewakili sifat berbudi luhur, perencana, pekerja keras, wirausahawan, dan bermartabat.

Wanita bangun, sebelum matahari terbit. Dan tidur, lama setelah matahari terbenam. Karena harinya didedikasikan untuk melayani orang lain. Wanita seperti ini terlihat di mana-mana. Dia adalah wanita yang dibayar kurang dari rekan prianya, dan melakukan sebanyak atau lebih dari pria.

Wanita juga sering berbaris paling depan di jalan untuk memprotes ketidakadilan. Melalui semua ini, kita melihat bahwa wanita mungkin, tidak selalu menjadi pusat perhatian dalam pekerjaan mereka. Mereka tidak mengaum dalam pendekatan kepemimpinan. Tetapi, bagaimana mereka memimpin?! Mereka tidak perlu bersuara keras dalam kepemimpinan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − 16 =

Scroll to Top