9 Mainan Tradisional dari Bambu Terpopuler, Bahkan Sampai Sekarang

Mainan Tradisional Dari Bambu

Seiring perkembangan zaman, permainan tradisional memang sudah mulai terlupakan oleh masyarakat. Ini karena yang semakin berkembang sehingga orang-orang lebih memilih bermain di ponsel dengan teman dunia maya daripada teman di kehidupan nyata. Padahal banyak sekali mainan tradisional dari bambu dan alat-alat lainnya yang bisa digunakan untuk bermain.

Permainan tradisional juga ternyata bisa dibuat dari apa saja, entah itu bambu, kayu, tanah, dan lain-lain. Mungkin jika di daerah perkotaan permainan tradisional sudah mulai punah dimakan zaman. Namun jika pergi ke daerah pedesaan atau perkampungan, banyak sekali permainan tradisional yang ditemukan termasuk yang terbuat dari bambu.

Ini karena di daerah pedesaan terdapat banyak kekayaan alam yang ditemukan di hutan, salah satunya adalah bambu. Oleh karena itu, masyarakat setempat memanfaatkan bambu untuk dibuat apa saja termasuk mainan. Faktor lainnya yang membuat bambu menjadi salah satu alternatif pembuatan mainan karena keluarga di pedesaan tidak mampu membeli mainan. Berikut beberapa di antaranya:

Mainan Tradisional Dari Bambu

Mainan Tradisional Dari Bambu
Gambar oleh hasnadi dari Pixabay

1. Gasing

Gasing merupakan permainan tradisional yang dibuat dari bambu yang super kuat sehingga tidak cepat rusak. Permainan ini sangat terkenal pada masanya yaitu sekitar tahun 2000 an karena cara memainkannya yang cukup mudah dan sederhana. Cukup diputar pada porosnya di atas permukaan tanah atau lantai, dan biarkan Gasing berputar dengan sendirinya.

Nama Gasing sendiri berbeda dari setiap daerahnya. Kota Bogor menyebutnya Gasing panggal, Begasing untuk daerah Kalimantan Timur, dan Bahau merupakan penyebutan dari masyarakat suku Dayak. Tujuan dari permainan Gasing ini adalah untuk melihat punya siapa yang berputar paling lama, karena itu dinilai dari kualitas orang yang memutarnya.

2. Egrang

Mainan tradisional dari bambu selanjutnya adalah Egrang yang terbuat dari bambu yang panjang. Egrang, melatih fokus orang yang memainkannya dan menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Permainan ini biasanya selalu diadakan dalam pertandingan 17 Agustus, karena selain melatih fokus agar tidak jatuh, Egrang juga melatih kecepatan yang memainkannya.

Tak hanya sebagai permainan tradisional, Egrang ternyata disebut juga sebagai olahraga karena orang yang berada di atas bambu ini membutuhkan konsentrasi khusus. Sama seperti permainan lainnya, Egrang juga mempunyai sebutan berbeda dari setiap daerah. Sumatera Barat menyebut mainan ini Tengkak, Bengkulu sebagai Ingkak, Kalimantan Barat Batungkau, Jawa Tengah namanya Jangkungan, dan Egrang sendiri dari daerah Lampung.

3. Layang-layang

Layang-layang memang bahan utamanya bukan sepenuhnya terbuat dari bambu, melainkan kertas minyak atau yang lainnya. Namun, bahan pendukung dalam pembuatan layang-layang merupakan bambu yang menjadi kerangkanya. Ukuran layang-layang yang diinginkan pun bisa disesuaikan dengan selera masing-masing orang.

Saat kerangka Layang-layang dari bambu telah terbentuk sesuai dengan keinginan, lanjutkan dengan membalutkan kertas minyak di kerangkanya sebagai lapisan atau baju. Yang terakhir, hiaslah Layang-layang dengan memberikan mata, sayap, ekor, dan ornamen lainnya lalu terbangkan ke udara. 

Baca juga: Upacara Melasti Adalah Upacara Yang Dilestarikan

4. Meriam Bambu

Meriam bambu adalah mainan tradisional dari bambu yang biasanya akan dimainkan sekelompok laki-laki. Permainan ini pun hampir diketahui di seluruh daerah di Indonesia, hanya saja namanya yang berbeda. Permainan ini biasanya ramai dimainkan pada saat Ramadhan, peringatan hari besar agama, maupun peringatan adat lainnya.

Alat Meriam bambu ini juga terinspirasi dari bangsa Portugis yang menggunakan Meriam sebagai senjata untuk menguasai pulau Nusantara. Orang-orang yang hidup pada zaman itu menirukan Meriam yang dibuat dari bambu untuk menjadi mainan anak-anak. Kebiasaan itu pun diteruskan hingga sekarang ini.

5. Bambu Gila

Bambu gila merupakan permainan dari Maluku yang biasanya dimainkan oleh tujuh orang laki-laki dengan cara berdiri sejajar di sisi yang sama sambil  memegang bambunya. Kemudian bambu yang sudah dipegang akan di asapi dengan kemenyan untuk memanggil roh yang akan mengisi bambu tersebut. Saat bambu sudah terisi roh, maka bambu akan bergerak sendiri mengikuti kecepatan musik yang dimainkan.

Ketujuh orang yang bertugas memegang bambu tersebut harus dipegang bahkan dipeluk dengan erat bambunya agar tidak jatuh. Orang-orang itu pun akan mengikuti kemana arah bambu akan membawanya pergi. Oleh karena itu dinamakan bambu gila.

6. Pletokan

Permainan pletokan sangat disukai oleh anak-anak zaman dulu karena permainannya sangat seru untuk dimainkan ramai-ramai. Pletokan merupakan mainan tradisional dari bambu yang dibuat mirip senjata. Pelurunya pun bisa dibuat dari kertas sehingga aman untuk digunakan anak-anak karena tidak akan melukai.

7. Rangku Alu

Rangku Alu merupakan permainan  dari daerah Nusa Tenggara Timur yang dimainkan saat perayaan musim panen. Permainan ini pun bisa dimainkan oleh siapa saja baik anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan Ibu-ibu dan Bapak-bapak juga bisa memainkannya. Orang yang dapat giliran main cukup fokus pada langkah kakinya agar tidak terjepit oleh bambu.

Permainan ini membutuhkan lima orang untuk memainkannya. Empat orang yang bertugas untuk menggerakkan bambu membentuk ruas-ruas agar bisa di langkahi, dan satu orang yang akan bergerak di ruas-ruas bambu tersebut. Jadi tidak hanya orang yang bergerak di ruas bambu yang harus berkonsentrasi, tapi seluruh anggota dituntut untuk konsentrasi juga.

8. Gatrik

Gatrik merupakan mainan tradisional dari bambu yang dimainkan di lapangan luas. Permainan ini juga membutuhkan konsentrasi tinggi, sebab dua tim yg telah di bagi mencoba untuk memukul bambu di lubang sejauh mungkin. Siapa yang memukul bambunya paling jauh, dia yang mendapatkan skor terbanyak.

Bambu yang digunakan untuk memainkan gatrik panjangnya sekitar 30 cm yang akan digunakan sebagai tongkat. Satu bambu lagi yang ukurannya lebih kecil sebagai target yang akan dipukul nanti. Bambu yang lebih kecil ini bisa diletakkan di tanah yang sudah dibuat lubang atau batu sebagai penyangganya.

9. Dagongan

Permainan Dagongan adalah permainan olahraga beregu yang membutuhkan 5-7 orang pemain per regu. Dalam permainan Dagongan, setiap regu yang berhadapan mencoba untuk mendorong bambu yang sudah dipotong sebelumnya ke regu lawannya. Regu yang tetap bertahan dari dorongan regu lawan, maka dialah pemenangnya.

Dagongani disebut olahraga karena ini memang bukan permainan biasa yang dimainkan oleh anak-anak. Namun, Dagongan sudah dianggap sebagai olahraga karena dimainkan oleh orang dewasa yang membutuhkan kekuatan besar agar tetap bertahan dan menang. Permainan ini sebaiknya dilakukan di area dataran yang berumput atau bisa juga di lapangan luas, agar permainan berjalan dengan lancar tanpa terjatuh.

Itulah beberapa pilihan mainan tradisional dari bambu yang seru untuk dimainkan bersama-sama. Permainan-permainan di atas memang sudah tergolong langka, bahkan hampir punah. Untuk itulah, para orang tua harus mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak agar permainanya tetap terlestarikan dengan baik.

Selain itu, anak juga tetap aktif bermain bersama teman-temannya di luar rumah ke timbang bermain gadget. Ini merupakan awal yang bagus membuat anak tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan permainan tradisional pun tetap terjaga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + four =

Scroll to Top