Aku melihatmu dan melihat sisa hidupku di depan mataku.

Padamu aku bersama, padamu aku menjatuhkan pilihan. Seperti apa kamu perlakukan seperti itu pula aku terlihat, entah baik entah buruk. Bahagia atau menderita… begitulah aku menjadi.

Bersamamu mengalami realita seperti layaknya semua insan mengalaminya. Aku melihat diriku dalam sebuah nilai dan apresiasi. Melihat sisi lain yang belum terjamah namun serasa tidak asing. Melihatmu dan sisa hidupku di depan mataku.

Aku tidak perlu pernyataan cintamu, yang aku butuhkan adalah kamu mencintaiku” Cak Nun

Mencintai berarti melakukan dan memberi, mencurahkan kepedulian terhadap seseorang yang bersama. Siapa kita ketika bersamanya, seberarti nya sebuah dunia dalam kehidupan ini.

 Saat seseorang mencintaimu, mereka tak harus mengatakannya. Kamu akan tahu dari cara mereka memperlakukanmu. Sebagaimana berartinya dirinya,sehingga berharga bagi yang lainnya.

Mungkin ketidaksempurnaan yang membuat begitu sempurna satu sama lain, bukan hanya sekedar saling memandang satu sama lain. Tapi juga sama-sama melihat ke satu arah yang sama. Melangkah dengan harmonis bersinergi. Hubungan mengalami pasang surut, satu arah yang sama dalam pemahaman menjadi bagian dari pondasi kekuatan dan keeratan yang terjalin.

Bukan…bukan kita sama, kita tetap berbeda karena dasar kita memang berbeda, namun kita saling melengkapi dalam kebersamaan, melihat sisa hidup di mata kita tanpa perbedaan dengan satu sudut yang sama.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 + 15 =

Scroll to Top