Cara Menghadapi Anak Tantrum agar Tidak Berlarut-Larut

Cara Menghadapi Anak Tantrum

Tantrum merupakan peristiwa yang harus dihadapi orang tua dengan perasaan sabar dan telaten. Pastikan ketika anak mengalami hal ini, orang tua tidak perlu menanggapinya dengan emosi. Tetapi harus menerapkan cara menghadapi anak tantrum yang paling bijak dan tepat.

Untuk itu, di bawah ini akan di-list beberapa cara mengatasi anak tantrum supaya tidak berlarut-larut. Karena jika dibiarkan, peristiwa ini bisa membuat si kecil step yang bahkan bisa mengancam nyawa. Jadi, silahkan disimak ini cara yang dimaksud:

Cara Menghadapi Anak Tantrum

Cara Menghadapi Anak Tantrum
Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay

1. Datangi dan Peluk Si Kecil

Mendatangi untuk memeluk si kecil merupakan cara menghadapi anak tantrum yang paling efektif. Karena jika si kecil sudah mendapatkan pelukan yang hangat dan lembut, perasaannya akan tersentuh dan emosinya akan kembali tenang.

Hal ini bisa dilihat dari volume dan intensitas tangisan yang mulai menurun. Bahkan kadang sudah tidak terdengar lagi isaknya dan hanya tersisa sedu sedannya saja yang dibuktikan dengan gerakan tubuh sedikit menghentak-hentak.

2. Mengusap Punggung, Rambut dan Dada dengan Lembut

Jika ingin membuat anak tenang dan tantrumnya reda, maka usap saja punggung, rambut dan dadanya dengan lembut. Lalu, lakukan teknik ini dengan membisikkan kata-kata sayang di telinganya seperti anak baik, cantik, anak yang patuh dan lainnya.

Jika teknik ini dilakukan, psikologi anak lebih tenang apalagi diperkuat dengan kata-kata yang syahdu. Si kecil juga merasa dan sadar kalau orang tuanya masih sayang kepadanya sekaligus tidak ingin dirinya menangis terus menerus.

3. Meninggalkan Anak Beberapa Saat

Meninggalkan anak beberapa saat ketika sedang tantrum, terkadang juga berhasil membuatnya tenang. Makanya teknik ini juga dimasukkan ke dalam kategori cara menghadapi anak tantrum yang efektif.

Biasanya anak akan segera mengejar orang tuanya sekalipun tantrumnya masih terjadi. Jika ini yang muncul, maka segera hampiri dan sampaikan dengan lembut kalau orang tua tidak akan meninggalkan asal si kecil berhenti menangis.

Baca juga: Kenali Kemampuan Anak Usia 2 Tahun

4. Melantunkan ayat Al Quran dan Sholawat

Jika anak tantrum tetapi masih bisa digendong dan dipeluk, silakan lakukan aktivitas tersebut sambil dilantunkan ayat Al Quran dan Sholawat. Senandungkan dengan bacaan yang tartil dan irama yang syahdu, pasti tantrum yang dialami si kecil akan berkurang.

Fakta yang tidak bisa dipungkiri ialah, jika umat islam diperdengarkan ayat suci, maka akan bergetar hatinya. Tidak jarang juga akan muncul air mata saking indahnya lantunan yang diperdengarkan. Ini juga berlaku bagi anak kecil yang menurut islam, masih belum memiliki dosa sebelum mencapai usia baligh.

5. Tidak Membentak apalagi Sampai Memukul Anak

Jika anak terus tantrum sekalipun sudah diperingatkan, maka yang salah bukan si anak yang tidak mengerti keinginan orang tua. Melainkan si orang tua yang tidak memahami keinginan si kecil.

Maka dari itu, jika anak tantrum lalu dihadapi dengan bentakan apalagi pukulan, maka kesalahan orang tua semakin bertambah-tambah. Bahkan, bisa dikatakan orang tua semacam ini tidak bijak, dan masih belum cukup matang untuk menjadi penjaga amanat seorang anak.

6. Membawanya Jalan-Jalan

Tantrum biasanya terjadi pada usia anak dua sampai enam tahun. Nah, sedangkan di usia tersebut, si kecil benar-benar membutuhkan suasana yang berbeda karena mudah bosan. Maka dari itu, deteksi tantrum anak apakah karena bosan atau lainnya.

Tidak ada salahnya ketika anak tantrum segera bawa mereka jalan jalan untuk melihat suasana baru. Kalau bisa bawa dengan naik kendaraan karena kondisinya tentu berbeda dengan berjalan kaki. Pastikan jalan-jalannya bersama-sama ke tempat yang memang disukai oleh anak-anak. Seperti wahana permainan, tempat wisata, atau pergi ke taman air.

Demikian uraian singkat tentang cara menghadapi anak tantrum yang paling efektif. Silahkan diterapkan jika peristiwa ini dialami si kecil akibat ada keinginannya yang tidak dipenuhi atau tidak dimengerti oleh orang tuanya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 × five =

Scroll to Top