Upacara Melasti Adalah Upacara yang Dilestarikan, Simak Ulasan Lengkapnya di Sini!

Upacara Melasti Adalah Upacara Yang Dilestarikan

Jika ditanya mengenai suku mana yang terdapat dalam masyarakat Indonesia yang popularitasnya melebihi popularitas Indonesia, maka jawabannya adalah suku Bali. Popularitas yang dipengaruhi secara kuat oleh sektor pariwisata tersebut bahkan sudah mencapai masyarakat di berbagai belahan dunia. Ditambah lagi, keberadaan upacara melasti adalah upacara yang dilestarikan satu dari sekian bukti atas popularitas tersebut.

Suku Bali menempati sebuah pulau yang cukup strategis dan sering menjadi pilihan pertama sebagai tempat kunjungan oleh para wisatawan. Hal ini secara tidak langsung memberikan kelebihan pada masyarakat suku Bali dalam mempromosikan setiap tradisi budaya yang dimilikinya. Bahkan dapat dikatakan bahwa kebudayaan sangat berdampak pada kehadiran turis-turis dari berbagai negara.

Jika membahas mengenai tradisi yang paling terkenal yang dipengaruhi oleh aspek agama dalam masyarakat Bali, maka itu adalah upacara ngaben. Padahal dalam posisi yang lebih tinggi, upacara melasti seharusnya menjadi upacara yang paling melekat pada masyarakat. Hal ini dikarenakan upacara melasti merupakan kunci dari perayaan tahun baru sekaligus hari Nyepi.

Masyarakat Bali yang menganut dan menjalankan agama Hindu dengan taat, upacara melasti termasuk dalam upacara yang sangat disakralkan. Saking sakralnya, upacara tersebut memerlukan waktu persiapan yang cukup lama dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai upacara terpenting di Bali ini, maka simak ulasan berikut ini.

Definisi Upacara Melasti

Upacara Melasti Adalah Upacara Yang Dilestarikan
Gambar oleh Alit Suarnegara dari Pixabay

Seperti halnya berbagai upacara dalam kebudayaan-kebudayaan di Indonesia, definisi yang terdapat pada upacara melasti adalah lebih dari satu dan bervariasi. Sebelum masuk pada pendefinisian secara terminologis, upacara ini sebenarnya dapat diartikan melalui persoalan kata melasti. Pertama-tama, istilah tersebut dapat ditemukan dalam salah satu sumber kebudayaan terpercaya, yaitu melalui Babad Bali.

Pada sumber utama yang dinamakan dengan Babad Bali, istilah tersebut disebut dengan dua kata berbeda, yaitu mekiyis dan melis. Definisi dari dua kata tersebut secara sederhana adalah berkaitan dengan proses sembahyang dan proses penyucian. Secara terminologis dan lebih detail, definisi tersebut mengarah ke penyucian yang dilaksanakan dengan menghadap sumber air.

Asal Usul Upacara Melasti

Upacara melasti berasal usul dari keberadaan tahun baru Saka dan hari raya Nyepi dan merupakan kesempatan memulai kehidupan baru.Untuk mengaktualisasikan kesempatan memiliki kehidupan yang baru, masyarakat suku Bali menggunakan upacara melasti sebagai media ritual. Hal tersebut yang menyebabkan upacara melasti juga dikaitkan dan diartikan sebagai upacara penyucian tubuh, pikiran, dan hati.

Selain itu, upacara ini yang merupakan upacara bersifat wajib untuk dilaksanakan ini juga memiliki hubungan dengan suatu upacara di India. Hubungan dengan upacara yang dikenal dengan istilah Nagasankritan ini dapat dilihat dari definisi keduanya yang sama-sama sebagai media penyucian. Namun, berbeda dengan melasti, upacara Nagasankritan lebih mengutamakan pada penyucian desa.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Upacara Melasti

Aspek selanjutnya yang perlu diketahui dari upacara melasti adalah aspek waktu dan tempat diselenggarakannya upacara tersebut. Upacara yang secara rutin diselenggarakan oleh masyarakat suku Bali ini diadakan dalam waktu yang tidak jauh dari perayaan hari raya Nyepi. Berdasarkan suatu sumber, upacara ini diselenggarakan selama sekali setiap tahun sebelum hari raya.

Sedangkan untuk aspek tempat, sesuai dengan definisi yang telah dijelaskan, upacara melasti ini diselenggarakan pada daerah yang dekat dengan laut. Dalam kata lain, upacara ini biasanya dilaksanakan di daerah pantai dengan para pelaku ritual yang menghadap ke arah sumber air. Jika diselenggarakan di pantai, upacara dilakukan dengan menghadap ke laut.

Baca juga: Upacara Potong Gigi Di Bali Disebut Metatah

Rangkaian Acara Upacara Melasti

Hal yang juga penting untuk dipahami adalah bagian rangkaian acara atau setiap tahapan dari upacara. Pada umumnya, proses awal dari upacara ini adalah prosesi berkumpulnya setiap kelompok masyarakat dari berbagai wilayah pada pantai tertentu. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa setiap kelompok akan membawa setiap alat untuk ritual secara mandiri.

1. Menyiapkan Peralatan dan Sesaji

Tahapan pertama yang harus dilakukan oleh masyarakat yang akan menyelenggarakan upacara melasti adalah melakukan persiapan peralatan dan sesaji. Peralatan yang disiapkan untuk dibawa pada hari pelaksanaan upacara biasanya merupakan peralatan yang -pura tertentu tempat ibadah. Masyarakat tersebut juga tidak lupa untuk menyediakan sesajian diperuntukkan Tuhan atau Trimurti dalam penyelenggaraan ritual.

2. Melakukan Arak-Arakan

Sebelum setiap kelompok masyarakat berkumpul pada titik pantai tertentu, setiap kelompok harus melakukan ritual arak-arakan terlebih dahulu. Ritual arak-arakan tersebut dilakukan dengan membawa setiap peralatan untuk upacara melasti sembari berkeliling di desa masing-masing. Selain itu, terdapat pula adegan penyucian melalui tetesan-tetesan air yang dilakukan oleh pemimpin adat terhadap setiap peserta.

3. Melaksanakan Proses Sembahyang

Proses sembahyang merupakan prosesi utama atau dapat dikatakan sebagai inti dari penyelenggaraan upacara ini sekaligus perayaan hari raya. Setiap peserta akan mendapatkan secangkir air suci sebagai minuman yang kemudian dilanjutkan dengan meletakkan bijak pada dahi masing-masing. Jika proses sembahyang telah dilakukan dengan khusyuk, maka masyarakat akan kembali ke desa masing-masing.

Tujuan Upacara Melasti

Sesudah menjelaskan tahapan-tahapan yang terdapat dalam upacara, bagian berikut ini akan lebih menjelaskan mengenai tujuan dari diadakannya upacara. Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari upacara ini adalah melakukan penyucian mulai dari diri hingga lingkungan sekitar. Namun, secara lebih detail, terdapat beberapa tujuan lainnya seperti uraian berikut ini.

1. Bentuk Pemujaan Terhadap Tuhan

Seperti upacara-upacara lainnya dalam kebudayaan suku Bali, upacara yang dinamakan dengan melasti ini memiliki tujuan yang berkaitan dengan yang Ilahi. Upacara yang diadakan tiap tahun ini bertujuan untuk mengimplementasikan bukti bakti kepada dewata yang menyimbolkan Tuhan. Dalam upacara ini, kehadiran dan keberadaan dari para dewa diyakini ditunjukkan melalui arak-arakan desa.

2. Permohonan Dijauhkan dari Penyakit

Sebagai kelanjutan dari makna upacara yaitu dalam hal penyucian diri dan alam sekitar, terdapat tujuan untuk melakukan permohonan kepada Tuhan. Permohonan yang dimaksud adalah permohonan agar Tuhan membersihkan dan menjauhkan masyarakat Bali dari berbagai jenis penyakit yang ada. Namun, penyakit yang dimaksud bukan hanya berupa penyakit fisik melainkan juga sosial.

3. Sikap Solidaritas

Sebab dilaksanakan secara bersama dan bergotong royong, upacara yang begitu penting keberadaannya ini juga memiliki tujuan dalam meminimalisir sikap individualitas. Mulai dari proses persiapan pada hari-hari sebelumnya sampai pada hari pelaksanaan, upacara ini merepresentasikan sikap solidaritas. Ditambah lagi, upacara ini juga merepresentasikan pentingnya menjaga alam di sekitar yang telah diberikan.

Kelima aspek yang dijelaskan di atas mulai dari definisi dan makna upacara melasti adalah bagian-bagian yang penting untuk diketahui dan dipahami. Terutama bagi para pemeluk agama Hindu, upacara tersebut merupakan suatu kewajiban untuk dilaksanakan sekaligus dilestarikan secara turun temurun. Tidak heran jika tradisi asal Bali ini begitu melekat dalam masyarakat.

Selain dikenal sebagai masyarakat yang erat dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan, suku Bali juga memiliki kemampuan promosi yang sangat bagus. Namun dalam hal ini, tidak berarti masyarakat Bali menjual kebudayaan yang dimiliki atau tradisi yang diselenggarakan. Justru sebaliknya, masyarakat Bali tetap mempertahankan dan memberlakukan batasan-batasan tertentu ketika para wisatawan menonton.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

seventeen + fifteen =

Scroll to Top