Meskipun sering digunakan secara ilegal, namun banyak orang yang belum paham dosis Cytotec penggugur kandungan, yang justru malah membahayakan tubuh. Sudah bukan rahasia umum lagi jika Cytotec sering digunakan untuk mengobati tukak lambung, menginduksi persalinan, dan menggugurkan kandungan.
Obat ini mengandung misoprostol, suatu zat yang dapat menstimulasi kontraksi rahim. Namun, penggunaan Cytotec untuk menggugurkan kandungan memiliki risiko yang sangat tinggi, baik bagi ibu maupun janin. Untuk itu, Jeng Susan akan membahas tentang dosis dari obat tersebut yang bisa membahayakan tubuh, serta interaksinya dengan obat lain yang perlu dihindari.
Penjelasan Obat Cytotec
Sebelum masuk ke pembahasan dosis Cytotec penggugur kandungan, ini adalah obat yang termasuk dalam golongan prostaglandin sintetik. Prostaglandin adalah hormon yang berperan dalam berbagai proses fisiologis, seperti inflamasi, pencernaan, dan reproduksi. Cytotec mengandung misoprostol, suatu analog prostaglandin E1, yang dapat mengikat reseptor prostaglandin di sel-sel lambung dan rahim.
Di dalam lambung, misoprostol dapat mengurangi produksi asam lambung, meningkatkan sekresi lendir dan bikarbonat, serta melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau infeksi Helicobacter pylori. Oleh karena itu, Cytotec digunakan untuk mencegah dan mengobati tukak lambung, terutama yang disebabkan oleh OAINS.
Sedangkan di dalam rahim, misoprostol dapat menstimulasi kontraksi otot rahim, sehingga dapat mempercepat proses persalinan atau mengeluarkan isi rahim. Jadi, Cytotec digunakan untuk menginduksi persalinan, mengatasi perdarahan pasca persalinan, atau menggugurkan kandungan.
Namun, penggunaan dosis Cytotec penggugur kandungan wajib mendapatkan pengawasan dokter. Pasalnya, hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang serius, seperti perdarahan hebat, infeksi, perforasi rahim, atau bahkan kematian.
Dosis Cytotec Penggugur Kandungan Menurut WHO
Dosis Cytotec penggugur kandungan yang aman dan efektif tergantung pada usia kehamilan, kondisi kesehatan ibu, dan tujuan pengguguran. Secara umum, dosis Cytotec yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menggugurkan kandungan adalah sebagai berikut:
- Untuk usia kehamilan kurang dari 12 minggu, dosis Cytotec adalah 800 mikrogram (mcg) yang diberikan secara sublingual (di bawah lidah) atau vaginal (dimasukkan ke dalam vagina), diulang setiap 3 jam hingga maksimal 3 dosis.
- Untuk usia kehamilan 12-24 minggu, dosis Cytotec adalah 400 mcg yang diberikan secara sublingual atau vaginal, diulang setiap 3 jam hingga maksimal 5 dosis.
- Untuk usia kehamilan lebih dari 24 minggu, dosis Cytotec adalah 200 mcg yang diberikan secara sublingual atau vaginal, diulang setiap 6 jam hingga maksimal 4 dosis.
Penggunaan dosis Cytotec penggugur kandungan yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan dapat membahayakan tubuh, karena dapat menyebabkan efek samping yang berat, seperti :
- Perdarahan hebat, yang dapat menyebabkan syok hipovolemik (kekurangan cairan darah) atau anemia (kekurangan sel darah merah).
- Infeksi, yang dapat menyebabkan sepsis (infeksi darah) atau endometritis (infeksi lapisan rahim).
- Perforasi rahim, yaitu robeknya dinding rahim akibat kontraksi yang terlalu kuat atau trauma mekanik. Perforasi rahim dapat menyebabkan peritonitis (infeksi rongga perut) atau kerusakan organ lain di sekitar rahim, seperti usus, kandung kemih, atau pembuluh darah.
- Kematian, baik akibat perdarahan, infeksi, perforasi rahim, atau gagal jantung.
Selain itu, dosis Cytotec yang tidak tepat juga dapat menyebabkan kegagalan pengguguran, yaitu ketika janin masih hidup atau tidak keluar seluruhnya dari rahim. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya, seperti :
1. Kelainan Kongenital
Ini adalah cacat bawaan pada janin akibat paparan misoprostol. Beberapa kelainan kongenital yang dapat terjadi adalah sindrom Möbius (kelumpuhan saraf wajah), sindrom amnion band (terputusnya anggota tubuh janin), atau atresia usus (sumbatan pada saluran pencernaan).
2. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan di luar rahim, biasanya di saluran tuba. Tentu saja, kehamilan ini dapat menyebabkan perdarahan internal atau pecahnya saluran tuba.
3. Adanya Sisa Jaringan Janin
Yang paling bahaya dari penggunaan dosis Cytotec penggugur kandungan yang salah yaitu ketika sebagian jaringan janin masih tertinggal di dalam rahim. Sisa jaringan janin dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, atau gangguan hormon.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan medis sebelum dan sesudah menggugurkan kandungan dengan Cytotec, untuk memastikan dosis yang tepat, menghindari komplikasi, dan memantau kondisi kesehatan ibu dan janin.
Interaksi Cytotec dengan Obat Lain
Penggunaan dosis Cytotec penggugur kandungan yang tepat dapat berinteraksi dengan obat lain, yang dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas atau efek samping dari obat tersebut. Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Cytotec adalah :
Antasida
Antasida adalah salah satu obat yang sering digunakan untuk menetralkan penyakit asam lambung. Antasida dapat mengurangi penyerapan Cytotec di lambung, sehingga mengurangi efektivitasnya. Maka dari itu, antasida sebaiknya diminum setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi Cytotec.
OAINS
Selanjutnya, OAINS adalah obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri, inflamasi, atau demam. OAINS dapat meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan Cytotec. Jadi, OAINS sebaiknya dihindari atau diganti dengan obat lain yang lebih aman bagi lambung, seperti parasetamol atau ibuprofen.
Antikoagulan
Ini merupakan obat yang umum digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Antikoagulan dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan Cytotec. Untuk itu, antikoagulan sebaiknya dihindari atau disesuaikan dosisnya oleh dokter, tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan Cytotec.
Selain obat-obatan di atas, masih ada obat lain yang dapat berinteraksi dengan Cytotec, seperti antikonvulsan, antidepresan, antidiabetik, antihistamin, atau antibiotik. Jadi, sebelum menggunakan Cytotec, sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang obat-obatan yang sedang atau akan dikonsumsi, serta dosis dan jadwal penggunaannya.
Akhir Kata
Walaupun sebenarnya dilarang, penggunaan Cytotec sebagai obat penggugur obat kandungan masih banyak peminatnya. Untuk itu, WHO sebagai organisasi kesehatan terbesar di dunia merekomendasikan dosis Cytotec penggugur kandungan yang aman bagi tubuh. Sebagai tambahan edukasi untuk Anda, pelajari juga artikel dari Jeng Susan tentang bahaya aborsi menggunakan Cytotec.