Material geotextile adalah sebuah material geosintetik yang dikembangkan untuk beberapa tujuan. Salah satunya digunakan untuk proses perkuatan tanah sebelum dilakukan pembangunan. Jenis dari geotextile sendiri ada dua, yaitu woven dan non woven. Apa perbedaan geotextile woven dan non woven?
Jika Anda berkecimpung dalam dunia teknik sipil, mengenal dengan sangat akrab dalam ingatan dan pendengaran nama perusahaan konstruksi Mega Abadi Perkasa . Distributor geotextile, non woven dan produk woven yang didirikan tepatnya tahun 2002. Material ini bukan lagi jadi material yang asing, Banyak sekali proyek pembangunan yang menggunakan berbagai jenis material geosintentik, salah satunya adalah geotextile ini. Kedua jenis, geotextile woven dan non woven mempunyai karakter berbeda yang bisa menjadi perbedaan dalam aplikasinya.
Secara umum, material ini akan digunakan di berbagai jenis tanah tanah lunak. Tanah lunak yang dimaksud adalah berbagai jenis tanah gambut, tanah kapur, tanah lumpur, tanah pasir, dan lain sebagainya.
Selain itu, penggunaan geotextile juga bisa digunakan untuk beberapa fungsi lain, misalnya adalah penyaringan tanah hingga untuk menahan erosi lho. Masing-masing fungsi ini tentu saja dilakukan oleh jenis geotextile yang berbeda. Baik geotextile woven dan non woven, keduanya memiliki fungsi penting meski memiliki perbedaaan.
Mengenali Jenis Geotextile
Jika Anda sedang melakukan pembangunan dengan tujuan utama berhubungan dengan ketahanan yang kuat, maka geotextile adalah jawabannya. Material ini mampu bertahan dengan kondisi lapangan yang ekstrim sekalipun, misalnya adalah pelapukan, amblesan, senyawa kimia, dan lain sebagainya.
Salah satu penyebab mengapa bahan ini bisa kuat karena pembuatannya menggunakan berbagai jenis bahan sintetik yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menahan berbagai beban yang berat sekalipun. Bahan yang menyusun material ini antara lain Polypropylene (PP), Polyester (PET), Polyamide (PM), serta Polyethylene (PE).
Sebelum membahas tentang perbedaan geotextile woven dan non woven, akan lebih baik jika mengenali berbagai jenis geosintetik yang juga memiliki berbagai fungsi yang banyak dalam proses pembangunan. Jika Anda membutuhkan berbagai material ini, pastikan untuk mengetahui kebutuhan Anda dalam pembangunan. Apa saja bagian dari material geosintentik?
Beberapa jenis geosintetik ini yaitu geotextile geogrid berbentuk jaring, geofabric berupa lembaran, geocomposite yang memiliki perpaduan antara geosintetik.
Selain itu, ada juga geomembrane yang tidak tembus air, geocell untuk perkuatan pantai, geotube berupa tabung, dan geobag memiliki bentuk karung.
Baca juga: Mengenal Material Geotextile dan Fungsinya
Material Geosintetik
Beberapa jenis geosintetik yang juga cukup populer dalam berbagai proses pembangunan ini seringkali belum dikenali. Perbedaan material ini biasanya digunakan untuk beberapa konstruksi khusus. Selain berbagai material di atas, berikut ini juga menjadi bagian dari geosintetik yang cukup penting.
Misalnya adalah geocontainer. Biasanya, material ini digunakan sebagai penguat konstruksi untuk membangun pulau buatan dan reklamasi. Nantinya, geocontainer akan diturunkan menggunakan kapal di tengah laut atau sungai. Maka tak heran jika pembangunan untuk reklamasi pantai banyak yang memakai material ini.
Beberapa negara yang sudah menggunakannya untuk proses reklamasi adalah Belanda dan Singapura yang melakukan pembuatan pulau buatan.
Selain itu, ada juga jenis vertical drain. Jenis material ini bisa dikatakan sebagai material yang berfungsi untuk mempercepat aliran air yang digunakan untuk distipasi pori dan settlement. Material ini banyak digunakan dalam berbagai proyek yang melibatkan aliran air.
Jenis material selanjutnya yaitu concrete matras. Jenis ini memiliki bentuk berupa lembaran matras seperti Kasur. Nantinya, di dalam lembaran ini diisi oleh beton yang kokoh untuk menahan erosi di dinding sungai. Dengan material ini, kondisi tanah pada dinding sungai akan lebih kokoh lho.
Material yang cukup populer selanjutnya adalah geojute. Meski namanya tidak sepopuler geotextile woven dan non woven, ada perbedaan di antara bahan ini. Geojute biasanya memiliki bentuk berupa jaring-jaring yang memiliki bahan serat dari kelapa sawit. Tujuannya tetap sama yaitu untuk menahan erosi pada kawasan air.
Dengan berbagai fungsinya, tentu saja Anda akan menggunakan berbagai material ini dengan pas dan seksama. Jangan sampai menggunakan material yang tidak pas karena bisa mengurangi efektivitas fungsi dari geosintetik itu sendiri.
Perbedaan Geotextile Woven dan Non Woven
Geotextile menjadi sebuah material penting di dunia teknik sipil. Bahan ini sudah pasti ada di berbagai jenis pembangunan konstruksi. Klasifikasi geotextile sendiri dibagi menjadi dua, yaitu geotextile woven dan non woven yang masing-maisng memiliki perbedaan.
Geotextile woven biasa dikenal dengan material tenun, sementara non woven tidak memiliki tenun di sini. Tenun yang dimaksud adalah interlaying atau lapisan benang yang disusun menggunakan sistem penenunan.
Sementara itu, untuk material jenis non woven biasanya akan berupa sistem susunan yang terbentuk dengan menggunakan berbagai sistem pembuatan. Beberapa sistem ini misalnya adalah heat bonded atau dengan menggunakan panas. Ada juga needle punched yang menggunakan jarum, serta chemical bonded di mana menggunakan bahan kimia.
Meski kedua bahan material ini memiliki perbedaam geotextile woven dan non woven tersusun atas bahan yang sama yaitu poliester, polyethylene, polypropelene, serta polyamide. Sebelum menggunakan jenis bahan sintetik, sebelumnya pembuatan geotextile menggunakan berbagai jenis bahan alam lho. Berbagai pilihan bahan alam ini menggunakan serat asli dari alam. Beberapa di antaranya adalah serat kertas, filter, limbah bambu, bahkan kayu.
Penggunaan bahan dari serat alami ini kemudian mulai ditinggalkan karena tidak awet, berbagai serat ini mudah lapuk sehingga membuat geotextile alami di masa itu gampang rusak dan lapuk dalam waktu yang singkat. Seiring perkembangan waktu, masing-masing geotextile memiliki karakternya sendiri. Baik geotextile woven dan non woven yang mempunyai perbedaan di antara keduanya.
Baca juga: Ragam Obat Stroke Herbal Terbaik Menurut Dokter
Mengenal Material Geotextile Woven
Material geotextile woven adalah jenis geotextile yang memiliki bentuk lembaran. Lembaran ini meskipun pipih, tetapi memiliki fungsi yang kuat. Material penyusunannya terbuat dari serat sintetis yang ditenun. Selain itu, kelebihan material ini adalah dilengkapi dengan lapisan anti UV sehingga lebih awet dan tahan lama dibandingkan dengan tanpa pelindung sinar UV.
Woven geotextile ini disusun untuk perkuatan tanah dan digunakan untuk memperbaiki struktur tanah yang terlalu lemah. Kebanyakan, pengaplikasian material ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah yang terlalu lemah, misalnya untuk perkuatan tanah sebelum dibangun jalan dan bangunan.
Berbagai struktur tanah yang lemah ini biasanya adalah tanah lunak, tanah gambut, tanah rawa, tanah lumpur, dan berbagai kondisi tanah yang kurang solid lainnya. Material ini memiliki struktur pembangun Polypropylene polymer (PP), ada juga yang menggunakan jenis bahan Polyester (PET).
Mengenal Non Woven Geotextile
Jika Anda sudah mengenali jenis geotextile woven, maka sekarang saatnya untuk membahas geotextile non woven. Pada material ini, ada juga yang menyebutnya sebagai filter fabric karena berupa lembaran kain seperti halnya kain pada biasanya. Material ini tidak memiliki tenunan serat seperti pada geotextile woven. Bahan penyusunnya adalah polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).
Material ini biasanya digunakan untuk penyaring atau filter. Selain itu juga diaplikasikan untuk pemisah atau separator. Maka, tidak heran jika bentuknya memiliki kemiripan dengan kain.
Dengan bahan yang tepat, maka non woven geotextile akan kuat dan memiliki daya tarik yang lebih kuat pula. Untuk penggunaanya, penting untuk memperhatikan ukuran dan jenis agar sesuai dengan program pembangunan yang dilakukan.
Demikian tadi beberapa penjelasan mengenai perbedaan antara geotextile woven dan non woven. Semoga bermanfaat!