Perjalanan Panjang Sri Mulyani, Seperti Dijegal Negeri Sendiri

Photo Menteri Keuangan - Sri Mulyani - sumber kagama.co

Tanpa kita sadari, Indonesia memiliki begitu banyak putra dan putri bangsa yang cerdas, bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk negara seperti Soekarno, B.J Habibie, Soemitro Djojohadikoesoemo dan deretan nama lainnya.

Selain putra bangsa, ada pula putri bangsa yang sering disebut sebagai “Kartini Masa Kini”, beliau adalah Sri Mulyani. Wanita sederhana yang selalu berusaha keras membawa Indonesia agar terlihat di mata dunia.

Siapa yang menyangka jika beliau memiliki kisah hidup panjang, yang mungkin belum banyak diketahui banyak orang.

Indonesia Selamat dari Goncangan Krisis Ekonomi

Mungkin, Anda masih mengingat krisis ekonomi Amerika yang terjadi beberapa tahun silam. Saat itu, dunia menjadi tidak karuan, bahkan Yunani dinyatakan pailit. Bila negara maju di Amerika terpuruk, bagaimana Indonesia dapat bertahan? Mengingat, Indonesia merupakan negara berkembang.

Pada saat itu, ibu perkasa ini tidak tidur selama berhari-hari. Ia menyiapkan langkah agar dapat menghadang goncangan krisis global yang dapat menyerang negara kita. Ia memimpin rapat dari pagi hingga malam hari, tentu saja ini bukan beban yang main-main, karena nasib negara ini berada di bahunya.

Konon, rapat yang dipimpin oleh ibu Sri Mulyani tersebut adalah tonggak dibangunnya benteng yang kuat dan dapat menghindarkan Indonesia dari goncangan krisis.

Beliau mengetahui dengan baik, jika jabatannya pada saat itu sebagai menteri keuangan adalah harapan dan tumpuan agar bisa menentukan seperti apa langkah Indonesia kedepannya. Bayangkan saja, dalam waktu 48 jam penuh, berbagai hal yang vital di negara kita mulai dari suku bunga, kurs, devisa, rush, stimulus, neraca perdagangan dan yang lainnya ia handle. Semua harus difikirkan dengan baik, teliti dan matang agar tidak keliru dalam mengambil keputusan.

Tidak banyak orang yang mengetahui, jika saat orangtuanya meninggal, ia berada di keputusan yang begitu sulit. Ia harus memilih antara meneruskan rapat namun ia tak bisa melihat wajah orangtua untuk yang terakhir kali, atau meninggalkan rapat dan pergi ke rumah duka. Pada saat itu, ibu ini tahu benar bila Indonesia membutuhkannya.

Setelah rapat berakhir, ia mengambil wudhu dan shalat, ia pun berdoa dan menangis. Sekuat apapun beliau, beliau merupakan manusia yang memiliki rasa sedih dan perasaan, sama dengan manusia lainnya.

Namun, berkat kerja keras dan keringatnya, rakyat Indonesia tak perlu merasakan pahitnya goncangan ekonomi seperti negara lain. Kurs mata uang tidak hancur, kita seperti hidup di planet lain yang tak merasakan seperti apa kerasnya krisis ekonomi di masa tersebut, bahkan harga yang melonjak naik pun juga tak terjadi. Setelah badai datang dan berhasil terlewati dengan baik, ia tersenyum karena upayanya yang besar untuk Indonesia berbuah manis.

Meskipun Sri Mulyani  Menjadi Menteri, Anaknya Harus Hidup Sederhana

Sri Mulyani

Ketika mendengar jabatan sekelas menteri, hal apa yang Anda bayangkan? Mungkin Anda akan membayangkan, deretan fasilitas yang mewah, dan gaji yang melimpah. Nyatanya, hal tersebut tidak terjadi pada Ibu Sri Mulyani.

Ketika ia menjadi seorang menteri, gaji belasan juta harus diatur dengan sebaik mungkin untuk membiayai kebutuhan rumah tangga serta sekolah buah hatinya. Ia bekerjasama dengan sang suami untuk menabung bagi masa depan anaknya.

Bahkan, saat Dewinta Illinia putri sulungnya menempuh pendidikan di Australia, ia mengajak buah hatinya berbicara, beliau memberi buku tabungan yang berisi penghasilannya tahun 2002 hingga 2004 saat menjabat Executive Director International Monetary Fund.

Ia memberitahu puterinya agar hidup sederhana di Australia, karena hanya itu uang yang dimilikinya. Ketika melepas putrinya menempuh pendidikan di negeri seberang, ia begitu berat karena ia tak bisa jauh dari keluarga yang dicintainya. Namun, ia tahu dengan baik jika masa depan buah hatinya jauh lebih penting. ia ingin memberikan ilmu yang berharga pada buah hatinya. Ketika Dewinta menempuh pendidikan di Australia, ia menggunakan gaji dengan sebaik mungkin karena masih memiliki 2 buah hati yang juga membutuhkan biaya.

Kasus Bank Century, Kado yang Menyedihkan saat Hari Ulang Tahunnya

Hari ulang tahun tentu saja menjadi momen yang menggembirakan. Namun hal tersebut tidak terjadi pada Sri Mulyani. Perempuan yang selalu tampil sederhana dengan wajah bersahaja ini harus mendapatkan hadiah yang menyakitkan, karena dana talangan untuk Century yang ia setujui dipermasalahkan.

Ia diserang oleh DPR habis-habisan, beliau seperti menjadi orang yang paling bersalah karena tak seharusnya mencairkan dana hingga 6 triliyun untuk bank seperti Century. Ia pun menjelaskan berbagai alasan dengan susah payah, bahkan dengan sebuah perumpamaan agar alasannya dapat diterima, termasuk pada DPR yang terhormat. Namun, tetap saja ia dikritik dan disudutkan.

Seperti Dijegal Negeri Sendiri

Sosok yang sederhana, bersahaja dan tidak pernah mencari muka, beliau tidak akan pernah meledak-ledak seperti politisi, bahkan ia memilih diam dan menaati seluruh aturan yang berlaku. Begitu pun ketika ia dipanggil untuk menjadi saksi kasus Bank Century, bahkan hingga dituduh terlibat kasus tersebut.

Hingga pada akhirnya, ia harus tersisih dan semua jasanya yang besar untuk negara Indonesia hilang begitu saja. Namun, pada saat itu Bank Dunia datang dan memintanya untuk bekerja di sana. pujian para pakar ekonomi, menteri negara lain hingga presiden negara lain pun datang pasca tindakannya pada krisis 2008.

Menerima tawaran yang besar dari Bank Dunia memang bukan menjadi hal yang mudah bagi dirinya. Pada saat itu puteri sulungnya menelepon jika itu tak adil karena sang ibu harus pindah ke negara lain dan berpisah dari keluarganya.

Namun akhirnya, ibu Sri Mulyani berangkat untuk mengemban tanggung jawab yang besar. Dedikasinya pun dirasakan seluruh dunia, meskipun ia sering menangis dan berdoa agar suami dan buah hatinya selalu dilindungi Tuhan.

Sudahkah Mengucapkan Kata Terima Kasih?

Ibu perkasa ini memang tak bertarung di medan perang saat merebut kemerdekaan, namun jasanya tidak kalah dari mereka yang bergelut di medan pertempuran. Beliau adalah pelopor reformasi di Kementrian Keuangan. Beliau membersihkan lembaga yang sering disebut sebagai sarang penyamun.

Ratusan orang yang bekerja di bea cukai dan pegawai pajak ia berhentikan lantaran tersandung kasus korupsi. Setelah membersihkan lembaga-lembaga vital, ia mendirikan LPDP. Meskipun di tuduh bersalah karena memberikan suntikan dana pada Bank Century, namun tidak banyak orang yang mengetahui bila saat ia tidak memberikan dana talangan, dan kolaps, krisis ekonomi akan terjadi. Padahal, tak ada serupiah pun ia nikmati dari dana talangan tersebut. Ia malah harus dipersalahkan dengan keputusan tersebut.

Sudahkah kita sekedar mengucapkan kata “Terima kasih” pada dirinya?

Sri Mulyani Kembali Masuk Daftar Wanita Berpengaruh di Dunia
Sri Mulyani menduduki peringkat ke-65 dalam daftar 10 perempuan paling powerful versi Majalah Forbes yang dirilis 24 Agustus 2011 lalu.

Namun, sudahlah karena saat ini beliau sudah kembali ke Indonesia dan mengabdi menjadi menteri keuangan kembali. Bahkan, Sri Mulyani dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik untuk yang kedua kalinya. Beliau juga diberi gelar Finance Minister of the Year 2019. Sebelumnya ia juga sudah dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik tahun lalu karena kinerjanya yang dapat mempertahankan reputasi keuangan di negara kita saat kondisi yang menantang dibanding dengan 10 tahun lalu

1 komentar untuk “Perjalanan Panjang Sri Mulyani, Seperti Dijegal Negeri Sendiri”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 − six =

Scroll to Top