Yadnya Kasada Bromo merupakan upacara yang selalu diadakan setiap tahunnya oleh masyarakat suku Tengger. Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung Bromo melakukan ritual ini untuk mengangkat tabib atau dukun yang ada di sekitar gunung.
Untuk mengetahui bagaimana prosesi ritual Yadnya Kasada di Bromo simak informasi di bawah ini!
Sejarah Munculnya Ritual Yadnya Kasada
Ritual Kasada sudah ada sedari dulu untuk memperingati suatu kejadian yang telah terjadi. Setiap ritual pasti memiliki kisah yang tidak diduga akan terjadi di era ini. Pelaku yang melakukan ritual tersebut adalah masyarakat yang berada di kawasan Gunung Bromo tersebut.
Wisatawan dapat mengetahui bagaimana prosesi ritual Yadnya Kasada di bromo dengan berkunjung sebelum pelaksanaannya.
Pada waktu yang cukup lama ada sepasang suami istri yang bernama Jaka Seger dan Rara Anteng yang tinggal di pemukiman kawasan Tengger.
Kemudian hari sepasang kekasih ini menginginkan keturunan namun belum diberikan. Sehingga keduanya melakukan semedi dan bertapa di Sang Hyang Widhi dan memohon untuk diberikan anak.
Tidak lama kemudian doanya dikabulkan dengan persyaratan yang harus dipenuhi sesuai aturan. Syarat tersebut berisikan bahwa anak bungsu harus dikorbankan ke dalam Kawah Gunung Bromo.\
Dewa murka dikarenakan pasangan ini telah melanggar janjinya. Pada akhirnya Raden Kusuma hilang karena terjilat api Kawah Bromo.
Setelah kejadian tersebut warga sering mendengar suara gaib untuk memberikan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di Kawah tersebut. Suara tersebut dipercayai sebuah pesan yang dikirimkan Raden Kusuma untuk mengingatkan masyarakat Suku Tengger.
Sampai pada saat ini Ritual Yadnya Kasada di Bromo masih dilakukan secara turun temurun setiap tahunnya.
Saat ini untuk melakukan ritual tersebut akan ada banyak kegiatan yang ditampilkan masyarakat Suku Tengger. Hal ini untuk menghibur banyak orang dan juga menandakan bahwa hari ritual akan segera tiba.
Ritual tersebut dilakukan secara bersama-sama dan memberikan sesaji kepada leluhur yang ada di Kawah Gunung Bromo.
Sejarah tersebut membuat masyarakat untuk mengenang para leluhur sekaligus berterima kasih atas kelimpahan hasil bumi yang diberikan. Sehingga hasil bumi tersebut akan dijadikan sesajen untuk ritual Yadnya Kasada di Bromo.
Proses pelaksanaannya sangat dikagumi banyak orang sehingga tertarik untuk melihat secara langsung.
Baca juga: Pengertian Ngaben Dan 5 Jenisnya
Fakta Ritual Yadnya Kasada
Untuk wisatawan yang berkunjung ke Kawah Bromo dapat sekalian mengikuti ritual ini yang diadakan setiap tanggal 14 hingga 16 Kasada. Wisatawan diperbolehkan untuk mengikuti atau melihat ritual yang dilakukan setahun sekali ini. \
Selain berliburan dapat belajar budaya yang baru ditemui dan mengetahui bagaimana prosesi ritual Yadnya Kasada di Bromo secara langsung. Lantas, apa saja fakta dari adanya ritual ini?
1. Sesaji Dilarungkan Ke Arah Kawah Bromo
Kawah Bromo merupakan tempat untuk melakukan ritual tersebut setiap tahunnya dengan melarungkan sesaji.
Masyarakat suku Tengger akan melakukan ritual ini secara bersamaan, dan dipercayai bahwa nasib baik selalu mengikuti. Tujuan dari melarung sesaji ini adalah agar terhindar dari marabahaya dan selalu diberkati.
2. Sesaji Diperebutkan Kembali
Ketika sesaji dilarungkan dari atas akan ditangkap oleh banyak orang dari bawah kawah yang labil tersebut. Ada puluhan orang yang akan memperebutkan sesaji ini dengan mempertaruhkan nyawanya.
Menangkap sesaji tersebut dengan menggunakan jaring atau terpal yang dibentangkan secara bersamaan. Sesaji dilempar setelah masyarakat telah memanjatkan doa meminta kebaikan.
3. Digelar Setiap Satu Tahun Sekali
Ritual ini dilakukan setiap tahunnya yang dimulai dari tanggal 14 hingga 16 kalender Kasada. Masyarakat akan berkumpul dan melakukan ritual secara bersamaan di hari tersebut.
Ritual ini dilakukan untuk Sang Hyang Widhi dan juga para leluhur termasuk pasangan suami istri Joko dan Roro. Sehingga ritual ini dilestarikan oleh masyarakat suku Tengger hingga saat ini.
4. Sesaji Berupa Hasil Bumi
Ketika hari ritual berlangsung maka masyarakat akan membawakan sesaji untuk merayakan upacara tersebut. Sesaji yang disediakan berupa hasil bumi yang dimiliki oleh masyarakat suku Tengger titik mulai dari hasil ternak hewan, pertanian perkebunan dan lainnya yang yang dihasilkan oleh masyarakat itu.
Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan.
5. Dilakukan Tanpa Kompromi Terlebih Dahulu
Jika suatu kegiatan lainnya dilaksanakan dengan menyusun acara agar tidak terjadinya kesalahan. Namun ritual Yadnya Kasada dilakukan tanpa adanya kompromi antara masyarakat suku Tengger.
Setiap tahun melakukan ritual ini sudah menjadi sebuah kewajiban sehingga otomatis mengingat ritual turun temurun ini.
6. Pernah Menjadi Top 30 Events
Ritual yang dilakukan tersebut dimasukkan oleh kementerian pariwisata ke dalam eksotika Bromo. Hal ini kemudian diketahui oleh banyak orang sehingga menjadikan ritual ini berada di angka 30 teratas kegiatan menakjubkan di Indonesia.
Sebelum melakukan ritual ada banyak kegiatan yang dilakukan untuk menyambut hari upacara tersebut.
Proses Pelaksanaan Ritual Yadnya Kasada
Ritual ini dilakukan pada tanggal 14 hingga 16 bulan purnama tampak di langit oleh masyarakat sekitar Gunung Bromo.
Selama proses berlangsung masyarakat akan mematuhi tradisi yang ada sejak dulu kala untuk berdoa. Penasaran bagaimana prosesi ritual yadnya kasada di Bromo dapat simak informasi berikut ini:
1. Pengambilan Air Suci
Hal pertama yang akan dilakukan adalah pengambilan air suci oleh masyarakat sekitar. Air suci tersebut berasal dari mata air Widodaren yang sudah dilakukan sejak lama.
Mata air ini terletak di kawasan Gunung Bromo dan melakukan ritual sebelum mengambilnya. Banyak wisatawan yang juga mengambil mata air untuk keperluannya.
2. Persembahyangan Umat Hindu
Masyarakat kawasan Gunung Bromo rata-rata mengikuti ajaran agama Hindu yang menjadi pedoman hidupnya. Berikut ini bagian dari bagaimana prosesi ritual Yadnya Kasada di Bromo yang saat ini terus dilakukan.
Melakukan sembahyang bersama-sama untuk meminta selama pelaksanaan berjalan dengan lancar.
3. Pemberkatan Sesajen
Selanjutnya ada proses pemberkatan sesajen yang dilakukan oleh masyarakat untuk dilarung pada akhir proses ritual. Pemberkatan dilakukan dengan mengumpulkan semua sesaji kemudian berdoa agar sesaji tersebut diberkati dan setelahnya mendapatkan kesehatan dan kebaikan dalam hidup.
Sesajen tersebut akan dilarung di Kawah Gunung Bromo sebagai tradisi ritual.
4. Pengangkatan Dukun atau Tabib
Umat Hindu memiliki pemimpin yang disebut dengan dukun atau tabib untuk melakukan ritual Yadnya Kasada. Pengangkatan dukun tersebut dilakukan secara musyawarah dan persetujuan masyarakat Suku Tengger.
Ritual ini diadakan untuk mengangkat dukun yang menjadi pemimpin suku Tengger tersebut. Setiap tahun akan ada pengangkatan dukun dan hal ini membuat ilmu dukun tersebut menjadi kuat.
5. Melarung Sesaji Yang Sudah Diberkati
Langkah terakhir dalam pelaksanaan ritual Yadnya Kasada yang dilakukan masyarakat Suku Tengger ini adalah melarung sesaji. Waktu di puncak kawah tertinggi maka orang, tokoh, dan dukun akan melarung sesaji yang sudah diberkati.
Sesajen hasil bumi tersebut akan ditangkap orang yang sudah berjaga di bawah Kawah Gunung Bromo dengan jaring dan terpal.
Itulah bagaimana prosesi ritual Yadnya Kasada di Bromo yang selalu dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger. Ritual ini bertujuan untuk mengangkat dukun baru dan juga berterima kasih atas kenikmatan yang telah diberikan.
Sejarah dari munculnya ritual ini membuat masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut melakukannya secara turun temurun.