5 hal Menarik Tari Gambyong Budaya Jawa

Tari Gambyong

Tari Gambyong adalah tarian penuh makna yang sudah melekat di masyarakat Jawa Tengah. Makna yang dimaksud adalah simbol tarian yang melambangkan kelembutan dan kemolekan wanita.

Bagaimana bisa tarian ini digandrungi banyak orang? Karena tarian asal Surakarta ini masih mengusung adat Jawa yang kental. Jadi tidak heran jika tarian ini masih sering dipertontonkan.

Saat pertama kali muncul, tarian ini diperuntukkan untuk satu orang. Namun, seiring bertambahnya inovasi dan kreativitas tarian ini ditarikan secara berkelompok.

Nilai keaslian yang terkandung masih belum pudar, karena banyak yang mempertahankan apa-apa saja yang lekat dengan adat.

Penasaran dengan Tari Gambyong? Berikut serba-serbi lengkapnya:

Bagaimana Kemunculan Tari Gambyong?

Tari Gambyong.

Siapakah pencipta Tari Gambyong? Pasti pertanyaan ini sering muncul. Sri Gambyong, orang yang menciptakan tarian ini adalah penari di era Raja Pakubuwono.

Keelokan dan keluwesan saat menari menjadikannya dilirik masyarakat. Tidak hanya itu, suara yang enak didengar juga menjadi poin tambahan sehingga banyak orang yang mengenalnya.

Tidak lama setelah itu pihak keraton mendengar perihal adanya tarian ini. Dibentuklah secara formal gerakan tariannya, tidak lain tidak bukan oleh instruktur tari keraton.

Kemudian hak paten tarian ini diberikan kepada Sri Gambyong dengan nama tarian sesuai namanya, Tari Gambyong. Setelahnya mulai sering dipentaskan di acara penting lainnya.

Perkembangan tarian ini tidak berakhir sampai disitu saja, terus terjadi inovasi di dalamnya. Awalnya hanya sedikit orang yang menarikan, lama-kelamaan banyak orang yang tertarik juga untuk mempelajarinya.

Bisa jadi di kemudian hari, akan semakin terkenal karena banyaknya orang yang mau belajar.

Fungsi Tari Gambyong

Fungsi Tari Gambyong adalahhal yang menarik untuk dibahas, bisa dikatakan berubah-ubah menyesuaikan perkembangan.

Dulu, tarian ini merupakan tarian rakyat yang dipertunjukkan saat menanam padi. Namun, setelah masuk ke keraton, tarian ini beralih fungsi menjadi alat untuk menyambut tamu kerajaan.

Bukan berarti menghilangkan fungsinya di masyarakat, hanya ada penambahan fungsi baru.

Sebenarnya fungsi utama tarian ini tidak jauh dari sebuah hiburan. Namun, dengan banyaknya generasi berbeda menarikannya membuat fungsi-fungsi tersebut juga beragam.

Tidak ada yang salah dengan ini, semua masih sah-sah saja asal tidak mengurangi makna yang terkandung. Alangkah baiknya jika sebagai generasi sekarang, ikut meneruskan fungsi tarian ini secara turun-temurun.

Keunikan dan Pembeda

Perbedaan atau keunikan dalam satu tarian sebenarnya tergantung cara setiap orang menilainya. Bahkan dalam suatu tarian pun tidak terlepas dari uniknya yang menjadi pembeda.

Jika ditelisik lebih dalam, ada banyak sekali keunikan yang terkandung dan menarik untuk dicermati lebih lanjut. Hal-hal unik tersebut kebanyakan adalah sesuatu mendetail yang jarang diperhatikan.

Tidak menutup kemungkinan, kedepannya semakin banyak lagi orang yang ingin menyuguhkan tarian ini. Meskipun tidak mempelajarinya secara langsung,

Tari Gambyong mendapat tempat di hati banyak peminat dan penonton, karena memiliki beberapa keistimewaan.

Sehingga sampai saat ini menjadikan Tari Gambyong masih ada dan terjaga, meski perubahan jaman terus berlanjut.

Berikut daftar keunikan Tari Gambyong yang istimewa:

1. Kostum yang Digunakan

Pakaian yang digunakan dalam tarian masih kental dengan adat Jawa. Masih sama mulai dulu hingga saat ini, tetap mempertahankan pakaian khas penari Jawa untuk menjaga keunikannya.

Pakaian adat Jawa yang dipakai inilah yang menjadi suatu keunikan tersendiri. Hal ini menciptakan kesan penjagaan tradisi yang masih kuat.

Jadi sangat wajar jika Tari Gambyong sangat unik di mata pecinta tari zaman sekarang. Karena kebanyakan tarian sudah mengalami perubahan pada beberapa hal termasuk pada kostum yang dikenakan penari.

Kelestarian pakaian yang sesuai adat ini harus selalu terjaga kelestariannya. Agar kelak generasi ke depan bisa menikmati keindahan ini juga.

2. Pembuka Tarian dengan Gending Pangkur

Pangkur adalah salah satu nyanyian berbahasa Jawa yang biasanya dibawakan oleh seorang sinden. Salah satu keistimewaan Tari Gambyong adalah menggunakan Gending Pangkur sebagai pembuka tarian dan sebagai tanda diawalinya tarian.

Selain itu, jika Gending pangkur sudah dibunyikan maka itu adalah tanda untuk memanggil para penari keluar.

Tidak banyak tari tradisional yang menggunakan Gending Pangkur untuk membuka tariannya. Bisa dikatakan, hanya sedikit tarian di Indonesia yang masih mempertahankan ini.

Kebanyakan sudah mengalami berbagai inovasi yang menghilangkan penciptaan aslinya. Keistimewaan yang satu ini pasti akan selalu ditemui jika menyaksikan Tari Gambyong.

Baca juga: Alat Musik Petik Tradisional Indonesia

3. Pembawaan Penari yang Luwes

Jika berbicara tentang keunikan Tari Gambyong, tidak ada habisnya untuk dibahas. Hal paling mendasar adalah gerakannya yang luwes, menjadikan tarian ini berbeda dari yang lainnya.

Keanggunan para penari tersampaikan dengan baik kepada penonton melalui gerakan tersebut. Penari yang menarikan Tari Gambyong dituntut untuk gemulai dan selalu terlihat lemah lembut.

Pembawaan penari memang selalu penting dalam sebuah tarian. Tidak heran jika penari Gambyong biasanya terlihat bergerak dengan pelan dan tidak terkesan buru-buru.

Semua dilakukan sesuai dengan irama musik yang menuntut penari untuk terus lemah lembut. Hal ini mencerminkan kelembutan masyarakat atau orang-orang Jawa pada umumnya.

4. Ekspresi Penari

Mimik wajah atau ekspresi penari Gambyong tidak bisa dikecualikan. Para penari harus selalu tersenyum selama menarikan tarian ini, hal ini sesuai dengan simbol kelembutan seorang wanita.

Gerakan kepala hingga mata juga tidak bisa luput dari perhatian. Mata harus terkesan berbicara dengan terus mengikuti gerakan tangan yang luwes.

Memang tidak lengkap jika membicarakan tarian tanpa menyinggung ekspresi. Karena Tari Gambyong adalah tari hiburan, maka ekspresi senang harus selalu ditunjukkan.

Ekspresi ini yang menjadikan Tari Gambyong lebih istimewa lagi. Karena terkesan menebarkan kebahagiaan di setiap gerakan yang ditunjukkan dan irama yang dilantunkan.

5. Gerakan Tari Gambyong

Suatu tarian akan sangat menarik dan diingat karena gerakan yang dimiliki. Tidak terkecuali dengan Tari gambyong, gerakannya juga memiliki ciri khas tersendiri yang menarik untuk dibahas.

Semuanya dilakukan secara selaras antar badan yang saling berkesinambungan. keseluruhan gerakan itu dilakukan dengan keluwesan yang menciptakan keindahan.

Segala keunikan yang dimiliki Tari Gambyong adalah suatu keistimewaan yang tiada tara. Tetap terjaga keasliannya dari dulu hingga sekarang, menjadikannya tidak mudah untuk dilupakan.

Beragam keunikan ini yang mendasari terjaganya tarian ini dari pengaruh budaya luar yang mungkin bisa merubah detail pentingnya.

Kostum dan Alat Musik Pelengkap

Tari Gambyong.
Gamelan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kostum yang dikenakan masih sangat kental dengan adat Jawa. Kemben yang identik dikenakan kaum perempuan masih menjadi penunjang dalam tarian ini.

Kelengkapan kostum lainnya yaitu jarik atau kain batik menjadi penutup bagian bawah. Sedangkan untuk rambut, menggunakan sanggul yang khas dengan adat Jawa.

Tidak hanya itu, selendang juga menjadi keharusan dalam tarian ini. Warna yang paling sering dipakai adalah hijau dan kuning.

Dua warna ini memiliki arti yang simbolis, kuning artinya kekayaan dan hijau artinya kemakmuran. Jadi, dari segi kostum pun Tari Gambyong memiliki banyak sekali makna terpendam.

Alat musik yang digunakan juga tidak jauh dari budaya Jawa yang berlaku. Gamelan masih menjadi satu-satunya alat musik yang digunakan. Keselarasan bunyi dari kenong, gong, kendang, dan yang lainnya menuntun penari masuk dalam setiap gerakkan.

Bisa dibilang, gong adalah jantung gamelan untuk Tari Gambyong, dan tanpa kendang maka akan terasa kurang lengkap.

Itulah penjelasan lengkap tentang Tari Gambyong. Sangat menarik bukan? Tidak bisa dipungkiri jika Tari Gambyong adalah salah satu tarian yang menjadi wajah Jawa.

Sebagai penerus bangsa, ada baiknya jika menjaga dan melestarikan tarian ini dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengapresiasi keberadaannya..

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × 1 =

Scroll to Top