Intip Sajian Menu Syukuran 4 Bulanan Adat Jawa yang Menggoda Selera

yukuran 4 bulanan adat Jawa

Syukuran 4 bulanan adat Jawa, menyambut hari kelahiran si kecil menjadi perjalanan mendebarkan bagi pasangan suami-istri. Terlebih kehadiran seorang anak sudah dinantikan sejak lama.

Setiap momen harus dirayakan, itulah mengapa salah satunya ada acara syukuran 4 bulanan dalam kebudayaan Jawa. Ada hidangan khusus yang disajikan sehingga menu syukuran 4 bulanan adat Jawa perlu disiapkan sebaik mungkin sesuai tradisi.

Nama upacara syukuran 4 bulanan ini adalah “mapati” atau beberapa menyebutnya dengan “ngupati”. Meskipun tidak begitu familiar di masyarakat Indonesia secara umum, bagi orang Jawa acara ini tergolong sakral.

Tempat pelaksanaannya di rumah orangtua si calon bayi atau tempat di mana pasangan suami-istri tersebut tinggal. Terdapat menu syukuran 4 bulanan adat Jawa yang wajib disediakan sebagai penyempurna prosesi upacara.

Apa Itu Mapati?

Syukuran 4 bulanan adat Jawa
Syukuran 4 bulanan adat Jawa,

Mapati atau ngupati merupakan sebuah upacara yang digelar saat seorang wanita Jawa tengah hamil 4 bulan. Pada usia kandungan ini, roh mulai masuk ke dalam janin sehingga menjadi hidup. Adanya ucapara mapati sebagai bentuk permohonan agar roh yang dimasukkan adalah roh baik.

Upacara ini termasuk selamatan kenduri, artinya sebuah ritual yang diselenggarakan di tempat calon orangtua tersebut tinggal. Persyaratan lainnya harus ada hidangan menu syukuran 4 bulanan adat Jawa.

Jenis makanan yang disajikan berupa bubur abang putih, kupat sumpel, nasi megono, dan berbagai macam jajanan khas pasar. Tak hanya itu, waktu pelaksanaannya pun harus ditetapkan berdasarkan perhitungan Jawa.

Tambahan lainnya adalah si penyelenggara acara harus menyediakan besek bagi tamu yang hadir. Besek adalah wadah penyimpanan tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Bentuknya kotak dan memiliki penutup.

Tamu yang hadir dalam acara 4 bulanan adat Jawa saat akan meninggalkan tempat diberi besek yang berisi sajian kupat.

Macam-Macam Menu yang Dihidangkan

Acara syukuran 4 bulanan atau mapati harus dipersiapkan sebaik mungkin. Sebab tujuan dari kegiatan ini sangat serius, yakni memohon kehidupan yang baik bagi si calon bayi. Selain ruh yang ditiupkan, pada masa kandungan 4 bulan juga ditetapkan rezeki, amal, hingga nasibnya sang anak begitu lahir ke dunia.

Sebagai pelengkap tradisi, inilah menu syukuran 4 bulanan adat Jawa yang harus disediakan:

1. Nasi Megono

Nasi megono berasal dari Pekalongan. Di daerah asalnya orang-orang menyebutnya juga dengan sego megono. Tak sulit mencari nasi megono di sana karena seperti sudah menjadi makanan wajib kapan pun waktu menyantapnya. Dulu, nasi megono dijadikan sesaji oleh masyarakat Mataram Kuno bagi Dewi Sri.

Isi besek nasi megono adalah nasi putih, nangka muda (gori), dan urapan cecek (nangka muda yang dipotong cacah lalu diberi bumbu parutan kelapa). Dalam beberapa menu syukuran 4 bulanan adat Jawa, si penyelenggara ada yang menambahkan isinya dengan tempe mendoan, bacem-baceman, dan ikan pe (ikan sungai).

2. Bubur Abang Putih

Bubur abang putih sebenarnya adalah bubur merah putih. Nama lain dari bubur ini adalah bubur sengkolo. Warna merah dihasilkan dengan campuran gula merah bersama beras. dan putih perpaduan beras serta santan. .

Bagi masyarakat Jawa, bubur ini memiliki filosofis untuk menangkal bala atau kesialan. Adanya bubur ini sebagai salah satu menu syukuran 4 bulanan adat Jawa diharapkan mampu mengusir hal-hal buruk bagi si calon bayi.

Selain pada acara mapati, bubur abang putih pun bisa ditemui pada acara syukuran lainnya, seperti selamatan pemberian nama, upacara musim panen , dan acara pernikahan.

3. Kupat Sumpel

Layaknya seperti ketupat pada umumnya, kupat sumpel pun terbuat dari beras. Namun, hal yang membedakan kupat sumpel dengan ketupat lebaran adalah bentuknya. Bentuk kupat sumpel tidak persegi empat, melainkan limas segitiga.

Berbeda dengan kupat pada umumnya yang dibungkus menggunakan daun kelapa, kupat ini menggunakan daun bambu sebagai pembungkusnya.

Bentuk limas segitiga memiliki makna yang mendalam, yaitu bagian atas melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan bagian bawah mencirikan hubungan antar sesama manusia. Nama kupat sumpel dikenal juga dengan “kupat sumpil” yang kerap digunakan untuk tradisi weh-weh-an.

Baca juga: 7 Bulanan Adat Jawa

4. Wajik

Ini adalah salah satu jajanan khas Jawa yang sangat populer dan enak dijadikan kudapan. Bahan dasar pembuatnya adalah beras ketan, gula Jawa, dan santan. Begitu cemilan ini digigit, pasti rasa manis yang khas langsung lumer di mulut.

Meskipun teksturnya lengket dan sedikit berminyak, orang-orang sering menjadikannya sebagai sajian pendamping.

Wajik tidak hanya menjadi salah satu opsi menu di acara mapati. Wajik juga sering ditemui pada acara pernikahan. Bahkan teksturnya yang lengket memberikan makna filosofis agar kedua mempelai terus bersama hingga akhir hayat mereka.

5. Arem-Arem

Orang banyak mengenal lontong, nah arem-arem adalah lontong khas Jawa. Cara membuatnya pun sama, terbuat dari nasi aron yang diisi dengan kering tempe atau masakan ayam.

Arem-arem memiliki rasa yang sedikit lebih kental atas rasa santan, karena memang menggunakan santan untuk mendapatkan rasa gurih.

Sama halnya dengan lontong, menggunakan daun pisang dua lapis sebagai pembungkus makanan ini. Kemudian disemat lidi dibagian kedua tepinya untuk mengeratkan dan membentuk lonjong bulat.

Ada yang bilang arem-arem juga mirip lemper. Meski sama-sama dibungkus daun pisang, bahan pembuatnya berbeda. Lemper dibuat dengan bahan utama beras ketan dan santan, arem-arem terbuat dari beras Jawa biasa yang sering kita masak sehari-hari.

6. Klepon

Jajanan pasar lainnya yang menjadi menu syukuran 4 bulanan adat Jawa adalah klepon. Bentuknya bulat seperti bola-bola kecil berwarna hijau dan diselimuti parutan kelapa putih. Bahan dasar pembuatnya adalah tepung beras ketan, lalu pada bagian dalam diisi dengan gula merah.

Gula merah yang dipanaskan akan mencair, itulah sebabnya begitu klepon digigit ada rasa manis yang meleleh dimulut…. ehm enak sekali. Perpaduan rasa manis gurih yang bikin mau lagi dan lagi.

Klepon disajikan di atas wadah yang dilapisi dengan daun pisang. Biasanya, kalau ada klepon, ada juga cenil dan getuk. Bagi masyarakat Jawa, kue klepon biasa disantap untuk cemilan sore selain menjadi kudapan pada saat acara-acara khusus.

7. Kue Mendut

Pernah dengar cerita tentang Roro Mendut? Beberapa orang meyakini kalau nama kue ini terinspirasi dari kisah tersebut. Kue yang mulai jarang ditemui ini biasa menjadi hidangan pendamping pada acara-acara spesial orang Jawa, termasuk upacara 4 bulanan.

Bagi yang ingin mencicipinya, bisa mencari di pasar Jawa Tengah atau Jawa Timur. Kue tradisional ini berwarna hijau. Teksturnya kenyal dan lengket, serta memiliki rasa manis.

Kue mendut dibungkus dengan daun pisang. Begitu dibuka, aroma pandan yang kuat akan langsung tercium. Cara memakannya ditambah dengan kuah santan supaya lebih nikmat.

8. Cenil

Sekilas nama kue ini sudah disinggung di atas saat membahas kue klepon. Memang benar, kurang lengkap rasanya kalau menghadirkan klepon tanpa cenil. Bentuk kue ini kotak kecil-kecil sebesar 2cm, cenil biasanya dibuat berwarna-warni dengan tekstur lembut dan mengkilap.

Sama dengan klepon, cenil juga menggunakan kelapa parut sebagai topingnya. Bahan utamanya tepung kanji yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk rasa kenyal.

Tidak seperti klepon yang sangat kental dengan rasa manisnya, rasa cenil lebih unik, yakni manis yang didapat dari taburan gula ,bercampur gurihnya kelapa. Jajanan pasar yang satu ini dengan rasa uniknya sangat cocok dijadikan cemilan sebagai teman minum teh.

Itulah sejumlah menu syukuran 4 bulanan adat Jawa yang menggugah selera. Tapi sebenarnya di balik menariknya menu-menu ini ada makna tersendiri bagi si tuan rumah. Salah satunya adalah doa supaya anak yang dikandung menjadi anak yang baik dan diberikan berkah.

Meskipun upacara 4 bulanan ini merupakan kebudayaan Jawa, ada juga beberapa masyarakat Indonesia yang turut menggelarnya namun tidak menyuguhkan menu-menu khusus di atas.

Masyarakat di seluruh Indonesia yang masih memegang adat istiadat masih menggunakan acara syukuran 4 bulanan sesuai dengan tradisi di daerahnya masing-masing.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × 3 =

Scroll to Top