10 Alat Musik Tradisional Suku Dayak, Warisan Budaya dari Suku Besar di Kalimantan

Alat Musik Tradisional Suku Dayak

Salah satu suku yang cukup besar di Indonesia adalah Suku Dayak yang menempati dan tersebar di Pulau Kalimantan. Suku Dayak termasuk suku yang eksis dalam melaksanakan dan menjaga adat dan budayanya. Salah satu kebudayaannya bisa dilihat dari alat musik tradisional Suku Dayak yang masih sering digunakan, seperti berikut ini:

Berikut Alat Musik Tradisional Suku Dayak

Alat Musik Tradisional Suku Dayak
Gambar oleh Darwis Alwan dari Pixabay

1. Garantung

Melihat dari bentuknya mengingatkan pada Gong dengan bentuknya yang bulat besar dengan tonjolan di tengahnya. Meski demikian, ternyata nada dari Garantung ini tidak sama karena bunyinya lebih pendek dari Gong. Garantung biasanya dimainkan dalam tempo cepat dan merupakan instrumen pokok yang harus ada pada setiap acara adat.

Sama seperti Gong, cara memainkan Garantung juga dipukul menggunakan pemukul dari kayu yang tidak memiliki lapisan tambahan di ujungnya. Pada kebudayaan Dayak, Garantung biasanya untuk tanda ketika memberikan pengumuman mengenai suatu acara atau pesta. Selain itu, Garantung tidak pernah absen digunakan pada setiap acara ritual suku atau acara adat.

2. Gamang

Alat musik yang perlu dipukul untuk memainkannya dan dibuat dari kayu yang disusun ini begitu populer di daerah Kalimantan Tengah. Terdapat lima potongan kayu yang ditata dengan ukuran yang berbeda guna menghasilkan lima nada yang berbeda pula. Bisa dibilang bentuknya mirip dengan Gambang, Demung dan Saron yang dikenal sebagai alat musik Jawa.

Kayu ulin merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk membuat Gamang, selain kayu hampul. Gamang bisa dijumpai saat pelaksanaan perayaan adat atau kesenian adat dari Suku Dayak Maanyan. Contoh dari perayaan atau acara adat yang menggunakan Gamang adalah Bahalai, Tangkurpan, dan Bawo.

3. Japen

Jika ditanya mengenai alat musik tradisional Suku Dayak yang paling terkenal, maka Japen bisa jadi jawaban yang tepat. Cara memainkan Japen, yakni dengan dipetik hingga alunan yang cukup mirip dengan kecapi terdengar. Bentuknya agak mirip dengan gitar dengan bentuk kotak musiknya yang khas dan tradisional.

Jika melihat ilmu musik yang berkembang di era modern ini, maka Japen bisa dimasukkan ke dalam kategori chordophone. Pada keseluruhan bagian dari Japen diberikan ornamen yang juga banyak ditemui di kebudayaan Dayak yang lain. Alunan yang dihasilkannya, jika diperhatikan mirip dengan budaya asal Tionghoa.

Baca juga: Kelebihan Dan Kekurangan Alat Tenun Tradisional

4. Rebab

Suku Dayak juga mempunyai alat musik yang mirip dengan biola karena cara memankannya yang digesek, yakni Rebab. Memerlukan latihan serius dan kemampuan yang mumpuni untuk memainkannya dengan baik karena hanya mempunyai dua senar.  Rebab sendiri dibuat dari beberapa bahan alami, seperti batok kelapa yang dibelah, kulit hewan dan senar.

Bagian kotak suara dari rebab terbuat dari batok kelapa yang sudah dibelah, kemudian kulit hewan digunakan untuk menutup bagian yang terbuka. Sementara, untuk penggeseknya dapat dibuat dari kayu yang ditambahkan rambut kuda. Rebab digunakan pada ritual adat, seperti ritual Manyangiang yang berhubungan dengan roh.

5. Kecapi

Kecapi dari Suku Dayak di Kalimantan Tengah ini begitu unik dan khas jika dilihat dari segi bentuknya. Hal ini karena kecapi tersebut berbentuk seperti burung yang diyakini sakral, yakni burung Enggang. Pohon hanjalutung menjadi pilihan untuk mengambil bahan berupa kayu untuk membuat kecapi ini.

Senarnya sendiri sudah menggunakan benang nilon ataupun kawat, walau dahulu sempat menggunakan rotan maupun kulit kayu. Kecapi ini bisa dimainkan ketika ada waktu luang maupun saat ada tamu yang datang. Kecapi juga biasanya menjadi instrumen yang digunakan saat pelaksanaan tari perang atau ketika membawakan lagu daerah.

6. Jatung Adau

Alat musik tradisional Suku Dayak ini juga dikenal dengan beberapa nama lainnya, seperti Tubung, Tuwul, atau lainnya. Cara memainkannya adalah dengan dipukul pada bagian atasnya yang biasanya dibuat dari kulit hewan. Bagian atas ini mempunyai diameter yang lebih besar daripada diameter pada bagian bawahnya.

Jatung Adau memiliki ukuran yang cukup panjang, dimana dari bagian atas hingga bawahnya mencapai 250 cm. Ada beberapa tarian suku yang biasanya menggunakan Jatung Adau, seperti Hudoq, Belian dan lainnya. Fungsi lain dari Jatung Adau adalah sebagai media komunikasi untuk saat terjadi bencana, ada yang sakit ataupun meninggal.

7. Ketambung

Alat musik yang satu ini mempunyai bentuk yang lebih ramping dari gendang atau lebih mirip dengan tifa. Ketambung sudah berumur begitu tua karena diyakini ada sebelum memasuki periode abad ke-10 Masehi . Badan ketambung dibuat dengan memanfaatkan kayu ulin dengan kulit ikan buntal sebagai bagian atasnya.

Uniknya, ternyata ada juga Ketambung yang dibuat khusus bagi anak-anak dengan ukuran lebih kecil dan dibuat dari bambu. Ketambung yang dimainkan oleh orang dewasa dapat dijumpai pada acara ucapara adat. Contoh pada upacara Gawai Belom yang merupakan upacara khusus untuk memberikan sambutan kepada tamu.

8. Keledi

Keledi atau disebut juga Kledi ialah alat musik yang unik dengan tiupan sebagai cara untuk memainkannya. Bentuknya begitu unik karena memanjang dengan beberapa bambu dan juga buah labu. Keduanya disatukan atau direkatkan menggunakan perekat alami yang diambil dari sarang lebah hutan yang disebut kelulut.

Dari beberapa bambu yang digunakan, ada bambu yang berfungsi sebagai penghasil nada tunggal. Sementara, bambu yang lain bisa menghasilkan berbagai nada yang terdapat pada suling. Secara keseluruhan, nada yang dikeluarkan oleh Keledi ini termasuk dalam nada yang disebut pentatonik. Keledi digunakan sebagai salah satu instrumen pengiring tari teater tutur dan juga lagu daerah.

9. Sape

Sape mempunyai bentuk yang begitu khas dan alunan nadanya saat dipetik. Dibuat menggunakan kayu yang dilengkapi dengan berbagai macam ukiran menjadikannya tampak indah dan tampak begitu berbudaya. Sape, sebenarnya mempunyai beragam penyebutan, bergantung pada sub Suku Dayak.

Ukiran pada bagian ujung alat musik tradisional Suku Dayak ini berupa ukiran dengan bentuk naga yang dikenal dengan sebutan Aso. Sementara, ukiran khas dapat dilihat pada badan Sape yang berupa ornamen unik yang memang banyak terdapat di kebudayaan Dayak. Pada berbagai tarian serta lagu daerah dapat dijumpai alunan dari Sape yang unik.

10. Balikan

Balikan begitu populer jika bicara mengenai musik yang ada pada kebudayaan Suku Dayak. Hal ini dikarenakan Balikan adalah karya asli yang dibuat sendiri oleh masyarakat Kapuas Hulu. Cara memainkannya seperti Sampe, yaitu dengan memetik senarnya yang diikat di badan Balikan yang terbuat dari kayu.

Balikan diberikan warna yang menyerupai warna kayu dan diberikan hiasan yang disebut Sok Lajoh, yaitu sesosok naga. Terdapat dua buah tali atau senar digunakan untuk mengeluarkan alunan nada tertentu. Ketika memainkannya, maka posisinya duduk bersilah dengan dua tangan yang mengatur alunan musiknya.

Setiap suku di Indonesia mempunyai budaya yang begitu kaya dan sangat beragam, termasuk dalam budaya musiknya. Semua itu perlu dipelajari dan dilestarikan agar tidak punah oleh kemajuan zaman. Oleh sebab itu, mengetahui dan mempelajari alat musik tradisional Suku Dayak menjadi salah satu usaha yang bisa dilakukan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + 17 =

Scroll to Top